Bedah Buku Pangeran Samber Nyowo, Penulis Sebut Berbeda dari Sumber Sebelumnya | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bedah Buku Pangeran Samber Nyowo, Penulis Sebut Berbeda dari Sumber Sebelumnya

Editor: Siswanto
Wartawan: Muji Harjita
Jumat, 07 April 2023 19:30 WIB

Suasana dialog dan bedah buku Pangeran Samber Nyowo di Situs Ndalem Pojok. Foto: Ist

Secara umum, semua peserta mengaku puas dengan tersebut, termasuk K.R.AP Eri Ratmanto. Ia mengatakan, pihak keluarga merasa puas dan mengapresiasi paparan sang penulis.

“Disini kami menemukan kawan-kawan yang punya keberanian dan semangat yang luar biasa, ada spirit Samber Nyowo disini, dan buku ini sangat berani,” ujar pria yang juga Koordinator Komunitas Pancasila Dasar Negara bukan Pilar ini.

Namun demikian, ia juga mengingatkan kepada penulis, agar sampul buku yang terpasang, gambar Samber Nyowo bisa dipertimbangkan kembali. Sebab, menurutnya, pihak keraton melarang pemasangan foto Samber Nyowo, karena foto tidak pernah ada.

“Saya sudah mencari sampai di perpustakaan Leiden Belanda, memang tidak ditemukan foto Eyang kami . Lah, lalu itu foto siapa? Jadi mohon penulis bisa mempertimbangkan,”ujar Eri sambari tersenyum.

Ia pun menunjukkan, buku silsilah dari Keraton mangkunegaran dan memang tidak ada foto Mangkunegara I atau .

Sementara itu, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, Kushartono mengatakan, semua yang telah dipahami tentang perjuangan ini, benar-benar bisa diwarisi, dan bukan hanya sekedar menjadi bahan pembicaraan.

"Ini yang penting, strategi perang wewelutan, dedemitan, jejemblungan perlu diaplikasikan dalam kehidupan modern saat ini,” ujar Kushartono.

Dialog dan yang berakhir dini hari tersebut memang berlangsung cukup panjang, rangkain acara diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila Dasar Negara dan Pembacaan Sumpah Jati Diri Bangsa Indonesia.

Kemudian, sambutan-sambutan, santunan anak yatim, doa lintas agama dan penutup dengan menggunakan lagu Syukur tiga stanza. Doa lintas agama sendiri dipimpin oleh Ki Setiaji (Katolik), Romo M. Jasin Jawi (Ketua Penghayat Keyakinan Yang Maha Esa Kota ), Suhu Jetsun Arahato (Budhha), Sumadi Made, B.Sc (Hindu) dan Sikan Abdillah (Muslim). (uji/sis)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video