Perlu Etika Global dan Konstruksi Fikih Baru, Pidato Wapres RI pada Muktamar Fikih Peradaban | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Perlu Etika Global dan Konstruksi Fikih Baru, Pidato Wapres RI pada Muktamar Fikih Peradaban

Editor: M Mas'ud Adnan
Senin, 06 Februari 2023 12:04 WIB

Wakil Presiden RI Prof Dr KH Ma'ruf Amin. Foto: Biro Setwapres/Antara

Hadirin-Hadirat Yang Terhormat..

12. Di antara permasalahan yang menjadi perhatian peradaban modern adalah pola hubungan antar-kelompok masyarakat dalam sebuah negara, khususnya hubungan antar-kelompok agama. Terdapat dua pendapat dalam masalah ini, yakni prinsip hubungan berhadapan secara antagonis (al-harb, al-qital) dan prinsip hubungan secara damai (al-silm). Pada masa lalu, prinsip hubungan antagonis banyak digunakan, sesuai dengan kondisi saat itu. Sehingga banyak kita temukan di kitab fikih kategorisasi non-Muslim, yakni: dzimmî, mu’ahad, musta’man, dan harbî. Di Antara ulama yang berpedapat hubungan damai adalah Ibnus Shalah yang menyatakan:

إِنَّ الْأْصْلَ هُوَ إِبْقَاءُ الْكُفَّارِ وَتَقْرِيرُهُمْ لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى مَا أَرَادَ إِفْنَاء الْخَلْقِ وَلَا خَلَقَهُمْ لِيُقْتَلُوا وَإِنَّمَا أُبِيحَ قَتْلُهُمْ لِعَارِضِ ضَرَرٍ وُجِدَ مِنْهُمْ لَا أَنَّ ذَلِكَ جَزَاءٌ عَلَى كُفْرِهِمْ

13. Pada saat ini, istilah-istilah tersebut sudah tidak dipergunakan di negara-negara Muslim. Saat ini, penduduk sebuah negara bangsa disebut muwâthîn (warga negara), apa pun agamanya. Hal ini karena semua warga negara sudah berjanji akan tunduk dan patuh kepada konstitusi dan hukum negara yang berlaku, sehingga memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sesama warga negara pun terikat dengan perjanjian untuk menjaga persatuan bangsa dan keamanan negara serta saling menghormati hak-hak asasi masing-masing. Perjanjian ini kini berbentuk ideologi dan konstitusi negara, yang dalam bahasa Arab disebut al-mîtsâq al-wathanî (konsensus nasional), sedangkan negara disebut dârul mîtsâq (negara kesepakatan). Oleh karenanya, mayoritas ulama saat ini berpendapat bahwa hubungan antara Muslim dan non-Muslim didasarkan pada prinsip hubungan damai, bukan hubungan berhadapan secara antagonis.

وفي هذه الأيام الأخيرة، هذه المصطلحات غير مستخدمة في عدّة الدول المسلمة. فالآن، تمّ إطلاق المصطلح المعاصر على كل سكّان الدولة باسم "المواطن"، بغضّ النظر عن دياناتهم. وذلك لأن جميع المواطنين قد تعاهدوا على الخضوع والامتثال للدستور وقوانين الدولة المقرّرة والمعمول بها في كلّ دولة، بحيث لدي كل مواطنين لهم حقوق وواجبات متساوية بينهم. وكذلك يلتزمون أيضا بالعهد والاتفاق على حفظ وحدة الوطن والأمن الوطني واحترام الحقوق الإنسانية بين بعضهم بعضا.

وفي وقتنا الآن، يشكل هذا الاتفاق بإيديولوجيا الدولة ودستورها، والذي يُسمّى بـ:"الميثاق الوطني"، ودولتها تُسمّى بـ"دار الميثاق". لذلك، يرى جمهور العلماء في يومنا هذا، بأن العلاقة المبنية بين المسلمين وغيرهم لابدّ أن تقوم على مبدأ العلاقة السلمية، وليس العلاقة العدائية

14. Terkait dengan hal itu, konsep jihad pun perlu ditinjau ulang (i’adatun nazhar). Mayoritas ulama pada masa lalu mendukung konsep jihad dengan arti ofensif (hujûmiyyah), karena kondisi kehidupan pada waktu itu banyak diliputi oleh konflik dan perang antar-kelompok masyarakat. Di samping belum ada badan /lembaga tingkat nasional maupun internasional yang mengatur dan mengawasi hubungan antar-kelompok dan antar-bangsa. Sebaliknya, mayoritas ulama pada masa kini lebih mendukung konsep jihad dalam arti defensif (difâ’iyyah), yang juga tidak terlepas dari kondisi dunia modern ini yang mengedapankan prinsip perdamaian dan kerukunan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan antar-bangsa (internasional).

وفي هذا الصدد، يجب علينا إعادة النظر في مفهوم الجهاد. إن جمهور العلماء في العصر الماضي كانوا يؤيّدون مفهوم الجهاد بالمعنى العدواني، وهو الهجومية. هذا لأن في ذلك العصر، كانت ظروف الحياة مليئة بالصراعات والحروب بين المجموعات الإجتماعية، وكذلك بين الأديان. إضافة الى ذلك، لا يوجد هناك أي مؤسسة أو هيئة على المستوى الوطني أو العالمي تنظّم وتشرف على شؤون العلاقات بين تلك المجموعات أو بين الدول.

وبالعكس، كانت جمهور علماء المسلمين في عصرنا اليوم، يؤيّدون مفهوم الجهاد بالمعني الدفاعي، وهو الدفاعية، هذا لأن ظروف العالم الحديث تقدّم مبادئ السلام والوئام في الحياة الإجتماعية والوطنية وكذلك في العلاقات بين الدول العالمية

15. Terkait dengan hubungan internasional, kita belum mendapatkan penjelasan yang kokoh di dalam kitab fikih yang memberikan landasan keagamaan terkait dengan hal itu. Saat ini dalam hubungan internasional terdapat sebuah lembaga bernama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menghimpun hampir semua negara di dunia. Mereka terikat dalam sebuah perjanjian internasional dalam menciptakan perdamaian antar-bangsa. Dalam perspektif Islam, lembaga PBB tersebut dapat dinyatakan sebagai lembaga yang memiliki legitimasi karena telah disepakati oleh hampir seluruh negara di dunia. Menurut pandangan Islam, kesepakatan tersebut merupakan konsensus internasional (al mitsaq al ‘alami) yang keputusannya mengikat dan harus dipatuhi oleh seluruh negara yang menjadi anggota.

وفيما يتعلّق بالعلاقات الدولية، لم نجد قولا وافيا في كتب الفقه المعتبرة الذي يبحث هذا الموضوع. ففي يومنا هذا، هناك مؤسسة دولية معترفة ومعتمدة تشرف على شؤون العلاقات الدولية، وهي الأمم المتحدة، والتي تضمّ جميع دول العالم. وكان جميع الدول العالمية ملزمة بالإتفاقيات الدولية في خلق السلام بين الأمم. وفي المنظور الإسلامي، نستطيع أن نقول بأن الأمم المتحدة هي مؤسسة لها سيادة شرعية لأنها متفقة من قبل جميع الدول العالمية. وحسب المنظور الإسلامي أيضا، يُعتبر ذلك الاتفاق الدولي كـ"الميثاق العالمي" والتي تكون قراراته ملزمةً ويجب اتباعها من قبل الدول الأعضاء للأمم المتحدة.

16. Hanya saja, dalam kenyataannya perjanjian internasional yang telah ditetapkan oleh PBB tidak sedikit yang dilanggar, sehingga seringkali terjadi konflik antar negara, seperti pendudukan Israel di Palestina, serangan multinasional terhadap Irak dan perang Rusia-Ukraina, yang kemudian berdampak secara global. Oleh karena itu, PBB harus diperkuat dengan memberikan kesetaraan hak antar anggota dan menambah representasi sebagai anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto dari negara berkembang. Selain itu, perlu diperbanyak forum-forum internasional yang memberi pengaruh kuat terhadap PBB.

Hadirin-Hadirat Yang Terhormat..

17. Di akhir sambutan ini, saya ingin mengajak para ulama semua untuk terlibat lebih aktif dalam merespons setiap permasalahan baru dan terbarukan yang muncul, sehingga tercipta fikih baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Fikih baru tersebut harus dibangun di atas akar metodologi yang telah dirumuskan oleh para ulama terdahulu.

في نهاية هذا الخطاب، أودّ أن أدعو جميع العلماء ليكونوا أكثر فعاليّةً في الردّ والاستجابة وإعطاء الحلول لكلّ مشكلة من المشاكل الجديدة أو المستجدّة.، حتى ولد الفقه الجديد الملائم بتطوّر الظروف العصرية. ولا بدّ أن يكون هذا الفقه الجديد مبنيّاً على أساس المناهج الفقهية وأصولها التي قد تمّتْ صياغتُها من قبل العلماء السابقين

18. Saya juga mengajak para ulama di dunia agar ikut ambil bagian dalam perumusan tatanan global demi terwujudnya dunia yang lebih adil dan damai, dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan global yang dihadapi, terutama kemiskinan, konflik, perang, dan kerusakan lingkungan. Dalam konteks ini, saya juga mengajak para ulama untuk terus mendorong terwujudnya substansi (global ethics), yakni saling memahami (mutual understanding), saling menghormati (mutual respect), saling ketergantungan (interdependence), dan kerja sama (cooperation) di antara bangsa-bangsa di dunia.

كذلك أدعو جميع العلماء من جميع أنحاء العالَم الى المشاركة الفعاّلة في صياغة النظام العالمي الجديد لأجل تحقيق الحياة العالَمية الأكثر عدلاً وسلاماً، ويستطيع أيضا أن يحلّ المشاكل العالمية والحضارية التي يواجهها، خصوصا الفقر والصراع والحرب وفساد البيئة. وفي هذا السياق، أدعوهم أيضا الى الاستمرار في كفاحهم من أجل تعزيز القيم الأخلاقية العالمية، وهي التفاهم المتبادل، والاحترام المتبادل، التكافل، والتعاون بين الدول العالمية

19. Sekali lagi terimakasih atas kesempatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan.

20. Akhirnya dengan mengucap Bismillahirahmanirahim Muktamar Internasional Fikih Peradaban secara resmi saya nyatakan dibuka.

إن أريد إلا الإصلاح وما توفيقي إلا بالله

والله الموفق إلى أقوم الطريق

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video