​Difusi Inovasi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Difusi Inovasi

Editor: Redaksi
Minggu, 04 Desember 2022 20:54 WIB

Peneliti JPIPNetwork, Rosdiansyah.

Walaupun difusi menjadi faktor penting dalam inovasi, namun perlu juga dicermati apa saja yang bisa menyebabkan difusi menjadi lemah di masyarakat. Rogers menyebut, yang sering terjadi dalam kelemahan itu ada beberapa penyebab. Selain sering dikarenakan kebijakan bersifat top-down, juga disebabkan waktu serta minimnya partisipasi komunitas.

Misalnya, untuk mengakses ke aplikasi SI ASIK tentu dibutuhkan sinyal internet. Sebab, aplikasi bersifat daring. Jika mendadak sinyal wifi hilang atau paketan internet di telepon genggam warga telah habis, maka update data dalam fitur aplikasi belum tentu bisa dilihat. Akibatnya, warga tak bisa mengakses update data.

Ketiadaan partisipasi komunitas juga menjadi kelemahan difusi. Warga komunitas memang terlayani dengan baik bahkan prima. Semua kebutuhan warga tersedia dalam program top-down, bukan hasil bottom-up. Contoh untuk soal ini adalah pada program Wisata Arsip untuk Anak Sekolah (WARAS) dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.

WARAS sangat baik untuk memperkenalkan khazanah sekaligus konten arsip kepada warga. Ini merupakan program top-down untuk menyadarkan masyarakat, bahwa arsip mempunyai dimensi luas bukan sekadar tumpukan berkas lama atau kuno. Program ini untuk memenuhi kebutuhan warga, namun kesadaran warga akan pentingnya pengarsipan tidak bisa segera terlihat. Diperlukan waktu untuk itu.

Dampak Pada Masyarakat

Sesungguhnya, baik program top-down maupun bottom-up, keduanya membutuhkan masyarakat heterofilia. Yakni, masyarakat beragam dari segi latar-belakang. Sebab, program atau kebijakan pemda, utamanya untuk layanan publik, perlu diserap masyarakat yang beragam. Tak semata untuk masyarakat yang seragam. Latar-belakang warga boleh berbeda, tapi kebutuhan warga tetap sama. Misalnya, kebutuhan pada layanan kesehatan prima dan lancar.

Pun pertukaran informasi seputar program inovatif menemukan momentum besar dalam masyarakat beragam. Ada perbincangan disitu, ada baku respon ihwal kemanfaatan juga kelemahan program terkait. Perbincangan warga ini pada gilirannya bisa menjadi umpan-balik (feedback) untuk pembuat kebijakan (decision maker).

Ala kulli hal, apapun program atau kebijakan inovatif, tetaplah membutuhkan difusi di masyarakat. Perlu selalu menjadi topik perbincangan antar warga karena dari situasi itulah bisa diharapkan kegairahan berinovasi.***

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video