Untuk pengawasan aktivitas di alun-alun, ia menyebutkan, Satpol PP tahun 2021 ini pernah mengajukan anggaran untuk pengadaan circuit closed television (CCTV). Namun, anggaran tersebut terkena refocusing untuk penangan Covid-19. Karena itu, ia berjanji akan lebih mengintensifkan anggota untuk patroli di Alun-Alun Gresik.
Kasus dugaan perbuatan mesum, bahkan perundungan (bully) tak hanya kali ini terjadi di Alun-Alun Gresik. Sebelumnya, kasus serupa juga kerap terjadi. Sehingga, menjadi rasan-rasan masyarakat. Khususnya para jamaah dan pengurus Masjid Jamik Gresik.
Maklum, lokasi Alun-Alun Gresik berada persis di depan Masjid Jamik, Kantor DPRD Gresik, dan Pendopo Kabupaten Gresik, di Jalan KH Wachud Hasyim, Gresik.
Keluhan masyarakat alun-alun kerap digunakan perbuatan cabul memantik reaksi anggota DPRD Gresik. Syaikhu Busiri, Bahkan, Anggota Fraksi PKB, pernah harus merogoh koceknya sendiri untuk membayar orang untuk menjaga alun-alun siang dan malam untuk mencegah praktik perbuatan cabul.
"Saya pernah minta satpol agar menambah petugas untuk jaga full (24 jam) setiap hari di Alun-Alun Gresik. Lantaran satpol terbentur anggaran, akhirnya saya harus suruh orang untuk jaga, dan saya bayar sendiri," ungkap Syaikhu Busiri kepada BANGSAONLINE.com baru-baru ini. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News