Tafsir Al-Isra 8: Mengulangi Kesalahan yang Sama

Tafsir Al-Isra 8: Mengulangi Kesalahan yang Sama

Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan kita, agar manusia tidak tergigit binatang berbisa dua kali dalam satu lobang. Itu artinya, manusia harus cerdas dan bisa mengambil pelajaran dari peristiwa yang baru saja dia alami. Belajar dari pengalaman adalah ilmu nyata yang bisa dirasakan langsung. Maka kebangetan jika sampai melakukan kesalahan dua kali dalam persoalan yang sama.

Kekalahan dalam perang Uhud benar-benar menjadi pelajaran berharga bagi para sahabat. Mereka diperintahkan agar tetap menjaga puncak gunung. Tapi mengingkari dan meninggalkan demi memburu harta rampasan perang. Ternyata mata duitan itu sungguh bencana bagi umat islam. Cukup sekali itu saja dan seterusnya mereka tidak mengulangi, sehingga perang-perang berikutnya menang terus.

Jika Tuhan geregetan terhadap hamba-Nya yang mengulang-ulang kesalahan, maka di mana sifat kasih sayang-Nya atau Rahmat-Nya yang tidak terbatas itu?

Pertama, ayat ini khusus bangsa Israel terdahulu, di mana mereka disiksa langsung saat masih di dunia bila mereka melakukan durhaka berat. Bahkan salah satu petobatannya harus bunuh diri, baru Tuhan mau mengampuni (al-Baqarah:54).

Kedua, bagi umat Muhammad SAW, Tuhan memberikan dispensasi lebih dengan tidak menyiksa langsung, melainkan menangguhkan agar kita bertobat. Tobat itu menghapus dosa masa lalu dan selanjutnya, si hamba dicatat sebagai orang baik. Rahmat penangguhan ini tanpa batas, asal masih hidup saja. tetapi karena ajal tak dimengerti kapan menjemput dan sangat misterius, maka dituntut bertobat sesegera mungkin.

Ketiga, bagi kaum sufi, ayat ini adalah ajaran etika, bahwa orang yang mengulang perbuatan maksiat itu dosanya diperberat. Sama halnya dengan mereka yang bertobat, tapi mengulang maksiat lagi. Maka tobatnya dianggap main-main di hadapan Tuhan (istihza'). Pada kondisi demikian, maka terserah Tuhan, mau menerima lagi atau mengabaikan. Mukmin yang baik tentu sangat khawatir kalau Tuhan mengabaikan dirinya.

Sumber: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO