SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Prov. Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, M.Si mengajak semua pengurus dan anggota DWP Jatim ikut memelihara budaya bangsa. Hal ini penting dilakukan karena semakin banyaknya budaya barat yang masuk dan mempengaruhi gaya hidup generasi masa kini.
“Saya mengharapkan agar anggota DWP ikut memelihara budaya bangsa. Walaupun di era globalisasi, jika budaya yang masuk tidak sesuai, maka jangan diterapkan,” ujar Bude Karwo -sapaan akrab Penasehat DWP Prov. Jatim- dalam sambutannya pada acara Halal Bihalal 1 Syawal 1439 H dan Workshop Hypno Beauty Bagi Unsur Pelaksana DWP Prov. Jatim di Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan No. 110, Surabaya, Jumat (06/07).
BACA JUGA:
- Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Pertemuan Rutin TP PKK, DWP, Perwosi, dan GOW se-Bakorwil I Madiun
- Hadiri Halal Bihalal SLB DWP Pare, Mbak Cicha Kagumi Murid Tunanetra Mainkan Keyboard Sambil Nyanyi
- Peringati Hari Jadi ke-22, DWP Kota Kediri Gelar Kegiatan Ini
- Dharma Wanita Sumenep Bagikan Ratusan Paket Sembako ke Masyarakat Kurang Mampu
Bude Karwo menjelaskan, para perempuan jaman dulu selalu menjaga norma dan memperlihatkan adat istiadat yang dimiliki. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak yang semakin mengikuti budaya asing, dan acuh terhadap norma di negeri sendiri.
“Siapa lagi kalau bukan kita para perempuan yang mengajarkan kepada generasi penerus untuk mencintai negeri kita tercinta ini,” ujarnya dalam nada tanya.
Peranan perempuan dalam keluarga, khususnya para anggota DWP sebagai benteng utama menyaring masuknya budaya asing, untuk terus ditingkatkan. Apalagi, pendidikan pertama dan yang paling utama dimulai dari keluarga. Melalui keluarga yang harmonis akan mampu terbentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.
“Kualitas SDM ditentukan dari keluarganya, dan perempuan selaku ibu merupakan guru pertama bagi anak-anaknya,” ungkap Bude Karwo yang juga menjadi Ketua TP. PKK Prov. Jatim ini.
Keikutsertaan perempuan dalam pembangunan, lanjut Bude Karwo, khususnya dalam perannya di bidang bidang pendidikan harus ditingkatkan. Apalagi, perbandingan sex rasio atau perbandingan antara perempuan dan laki-laki di Jatim mencapai angka 100 dibanding 97. Artinya, dari 100 perempuan terdapat 97 laki-laki atau selisih 3 perempuan.
“Karenanya, jika potensi perempuan dalam bidang pendidikan bisa ditingkatkan maka akan bisa meningkatkan derajat bangsa,” jelasnya.