Waskito, Mbah Hasyim Menolak Ditawari Jepang Mimpin Indonesia

Waskito, Mbah Hasyim Menolak Ditawari Jepang Mimpin Indonesia Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari saat menerima delegasi Jepang

Namun Mbah Hasyim menolak. Mbah Hasyim malah mendorong puteranya KH Abdul Wahid Hasyim untuk terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan bersama tokoh-tokoh nasional seperti Bung Hatta, Bung Karno, Bung Sjahrir, Tan Malaka dan sebagainya.

Ternyata pilihan Mbah Hasyim tak salah. Kiai A. Wahid Hasyim yang menteri agama RI pertama ini bahkan bukan hanya genial dan cerdas, tapi juga selalu berperan penting dalam sejarah penting Indonesia. Misalnya nama Kiai A. Wahid Hasyim masuk dalam PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Selain itu Kiai A. Wahid Hasyim selalu tampil necis. ”Penampilannya keren betul, selalu pakai jas,” kata Hadidjojo. Sehingga sejajar dengan tokoh pergerakan lain seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir dan tokoh lainnya.

Menurut Hadidjojo, kiai sekaliber Mbah Hasyim memang waskito, punya kemampuan menerawang sesuatu yang belum terjadi. ”Beliau sudah tahu kalau bakal ada tamu ayah saya mau datang bersama Abdul Gani,” katanya.

Hadidjojo menceritakan kiai-kiai NU terdahulu yang punya kewaskitaan. Ia mengaku punya pengalaman pribadi. ”Saya pernah datang ke Kiai As’ad Syamsul Arifin di Situbondo. Dia tahu tentang kesukaan saya padahal dia tak kenal saya. Dia bilang saya suka petualangan, suka naik gunung,” katanya heran.

Bahkan menurut Hadidjojo, kiai-kiai NU tempo dulu juga punya kemampuan bahasa asing yang luar biasa meski tak mempelajari secara formal. ”Kiai As’ad itu tidak hanya paham bahasa Belanda, tapi juga bahasa Inggris dan Prancis. Kalau bahasa Arab kan memang bahasa rutin kiai, tapi bahasa asing mereka menguasai ,” tuturnya.

Karena itu tak heran kalau kiai sekaliber Mbah Hasyim punya kemampuan waskita.

Menurut dia, Mbah Hasyim juga sangat nasionalis. “Kalau itu (nasionalisme) sudah tak ada keraguan bagi kita, “ katanya. Bahkan, menurut dia, nasionalisme bagi Mbah Hasyim adalah harga mati. Buktinya, menurut Hadidjojo, Mbah Hasyim mengeluarkan fatwa jihad atau syahid. “Jadi merdeka atau mati,” kata mantan ketua umum Partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak)pada 1999 ini. 

Ia juga menegaskan bahwa Mbah Hasyim sangat tidak mau menunduk-nunduk kepada Jepang. Sehingga sikapnya terbaca jelas dan tak mau membungkuk pada Kaisar Jepang. (ma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO