7 Tahun Cuci Darah, Peserta JKN di Mojokerto Bagikan Pengalamannya

7 Tahun Cuci Darah, Peserta JKN di Mojokerto Bagikan Pengalamannya Iswati (45) saat mendapat perawatan di RS Gatoel, Kota Mojokerto.

"Tensi saya sampai 200 kemudian kembali diperiksa lebih lanjut dan didiagnosa. Ginjal saya kering sehingga harus menjalani cuci darah rutin ini. Sejak itu saya terus menjalani perawatan di RS Gatoel karena paling dekat dengan rumah saya," akunya.

Selama menjalani perawatan dengan program JKN, ia tidak pernah mendapatkan hal buruk baik dari pelayanan administrasi maupun saat pelayanan di rumah sakit. Iswati tidak pernah mengalami diskriminasi apalagi ditarik biaya.

"Perawat dan dokter di sini semua ramah, tidak ada yang dibedakan pasien dengan JKN atau tidak. Selama ini saya juga tidak pernah ditarik biaya tambahan sama sekali. Saya akan selalu menginformasikan kepada orang yang saya kenal jangan ragu mendaftar jadi peserta JKN," ungkapnya.

Ia pun berterima kasihnya dan berharap program JKN terus dipertahankan dan pelayanan baik terus ditingkatkan karena banyak sekali orang yang membutuhkan. Menurut dia, tidak ada orang yang terhindar dari risiko kesehatan dan perlu kesadaran semua masyarakat untuk menjadi peserta JKN tidak menunggu waktu sakit saja.

"Tentu program JKN sangat membantu orang-orang tidak mampu seperti saya. Tapi menurut saya tidak hanya yang tidak mampu yang butuh program JKN, biaya kesehatan yang semakin mahal tentu juga akan memberatkan jika dibayar secara pribadi," tuturnya.

"Apalagi program JKN ini membutuhkan gotong royong sehingga semua masyarakat harus terlibat dan saling mendukung untuk memeprtahankan program mulia ini," pungkasnya. (ris/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO