Sistem Transformasi Perumahsakitan RSUD Dr. Iskak Tulungagung Diadopsi Kemenkes RI

Sistem Transformasi Perumahsakitan RSUD Dr. Iskak Tulungagung Diadopsi Kemenkes RI Direktur Jenderal (Drijen) Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya saat melakukan paparan di terkait transformasi kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung, Selasa (10/1/2023).

Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Darmoredjo menjelaskan, dengan dipilihnya RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai rumah sakit percontohan manajerial oleh Kemenkes bukan tanpa alasan. Sebab, RSUD dr. Iskak salah satu pelayanan kesehatan yang mampu menerapkan manajemen paripurna yang diakui Dunia dengan penerapan sistem yang efektif dan efisien.

“Iskak jadi percontohan dan row model perumahsakitan di Indonesia, sebab untuk masyarakat sejahtera harus ada save comunity, dan Iskak sudah paripurna dalam melaksanakan hal ini, sehingga Kemenkes kesini melalui Dirjen dan Rumah Sakit di bawah kementrian diajak kesini untuk sharing perbaikan layanan," jelasnya.

Supriyanto mengatakan, potensi untuk memperbaiki sistem pelayanan di Indonesia sangatlah perlu. Sebab, menurutnya, banyak pasien Indonesia lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, kalau dihitung sebanyak Rp100 triliun lebih uang pasien asal Indonesia habis dipergunakan untuk berobat di luar negri.

"Padahal jika layanan kesehatan Indonesia mampu menjadi layanan kesehatan yang dipercaya, maka pasien tidak perlu lagi keluar negeri untuk berobat," terangnya

Selanjutnya, dr. Supriyanto percaya, bahwa semua kebijakan manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung bisa dicontoh oleh rumah sakit lain, tergantung keseriusan rumah sakit dalam menerapkan manajemen yang sudah ada tersebut, bisa dilakukan secara lambat maupun cepat, apabila serius kurang lebih bisa dilaksanakan 6 bulan.

"Cepat atau lambatnya proses penerapan sistem kita itu tergantung bagaimana keseriusan rumah sakit itu mengkloning sistem yang sudah ada," jelasnya.

Menurutnya, proses transfer sistem, akan turun tangan langsung ke Rumah Sakit yang dituju untuk melakukan proses pemetaan (mapping), guna mengetahui sistem management keuangan lama, sistem manajemen kepegawaian, management aset dll, kemudian akan diberikan saran.

Setelah itu, sebelum sistem di cloning harus diketahui terlebih dahulu bagaimana efektivitas dan efisiensinya management rumah sakit terlebih dahulu kemudian sistem diinokulasikan.

"Jadi saya pasti akan membuat asesmen terlebih dahulu, ibarat orang menganalisis penyakit itu kan diketahui objeknya apa, subjektifnya apa kemudian dari situs akan muncul hasil asesmen baru kemudian planingnya apa, jadi masing-masing rumah sakit tadi belum tentu kecepatannya sama tergantung dari hasil dari asesmen awal," tutupnya (fer/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO