Miris! Aksi Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur di CFD Tuban Dibubarkan Oknum Pengelola

Miris! Aksi Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur di CFD Tuban Dibubarkan Oknum Pengelola Terduga kedua oknum yang membubarkan aksi penggalangan dana di CFD Tuban, Minggu (5/12/2022)

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Aksi penggalangan dana untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat yang dilakukan para seniman pantomim di lokasi Car Free Day (CFD) terpaksa berhenti, Minggu (4/12/2022) pagi.

Hal ini, dikarenakan ada dua orang yang mengaku sebagai pengelola dan meminta seniman, agar tidak melakukan penggalangan dana di CFD tersebut.

Salah satu seniman Pantomim , Arifin mengaku, kecewa terhadap sikap dua orang tersebut yang mengaku sebagai pengelola CFD. Para seniman juga menyayangkan, sikapnya yang membubarkan aksi penggalangan dana untuk korban Cianjur dengan melalui pertunjukkan pantomim.

"CFD ini ruang publik, dimana ruang untuk mengeksplor masyarakat. Tapi apa yang terjadi, ternyata ada oknum-oknum yang bersikap seperti itu," ujar Ipien panggilan akrabnya Arifin kepada wartawan.

Menurutnya, aksi galang donasi ini sebenarnya tak hanya dilakukan oleh Seniman Pantomim asal saja. Akan tetapi, performance tersebut dilakukan para seniman di Jawa Timur yang berkolaborasi dengan Johan seniman Pantomim asal Bandung.

Melalui kebersamaan tersebut, kemudian para seniman bersatu menggalang dana untuk korban gempa Cianjur melalui pertunjukkan pantomim.

"Tapi apa yang terjadi baru mulai 5 menit, pertunjukkan kita disuruh bubar. Sangat disayangkan padahal masyarakat atau pengunjung CFD sangat antusias menonton dan mendonasikan uangnya untuk korban gempa Cianjur," ungkap ipien.

Ia menyampaikan, sebelum dibubarkan para seniman sudah menjelaskan kepada oknum itu bahwa aksi galang dana sudah bekerja sama dengan LazizNU. Namun, oknum itu tetap bersikukuh agar pertunjukkan pantomim disuruh bubar. Padahal pertunjukkan sebelumnya di Lokasi Car Free Night (CFN) tak ada masalah dan para pengunjung juga sangat antusias.

"Sebenarnya aksi galang donasi ini tak hanya di , melainkan sebelumnya sudah kita lakukan di Gresik. Hari ini di , lalu besok ke Lamongan dan berlanjut ke Bojonegoro," tambah seniman lulusan Unirow ini.

Melihat yang dialami para seniman membuat mereka menyayangkan atas kejadian itu. Karena CFD dianggap sebagai ruang publik dan seharusnya digunakan oleh siapa saja untuk mengekspresikan segala hal. Termasuk, kegiatan penggalangan dana untuk korban gempa dengan melalui pertunjukkan pantomim.

"Dan yang menjadi kecewa kami di CFD itu kan ruang publik. Semua kan bisa mempunyai hak untuk memakai ruang publik itu. Kenapa kita tidak diperbolehkan mengeksplor diri di situ. Alasannya harus ada izin dulu dari pihak dinas terkait," imbuhnya.

Selanjutnya, para seniman juga mengkritik terhadap pengelolaan CFD tersebut. Mereka pun, sangat miris melihat ruang publik di Kabupaten yang sepertinya sudah di kapling-kapling atau diperjual belikan. Sebab, untuk memakai ruang publik itu masyarakat harus izin.

"Kita harus tahu bahwa konsep CFD sendiri itu bukan hanya untuk jualan seperti pasar. Akan tetapi, tempat yang di mana tanpa kendaraan lewat dan diperuntukkan untuk mengeksplor diri. Seumpama kita akan latihan tari maupun pantomim, apa harus ijin dulu ke orang yang mengaku sebagai pengelola," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Kopumdag) Kabupaten , Agus Wijaya belum memberikan penjelasan detail mengenai peristiwa tersebut. Hanya saja, ia menyampaikan bahwa dua oknum yang mengaku sebagai pengelola CFD seperti foto beredar sudah mengantongi identitasnya.

"Kalau yang pakai kacamata itu pak Heri personil dari kodim, yang pakai topi itu mas Ghozi pengurus CFD Pak," ujar mantan Camat Montong itu. (gan/sis)

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO