Habis Wadas, Terbitlah Permen JHT Ida Fauziah, Bakal Ditolak Ramai-Ramai

Habis Wadas, Terbitlah Permen JHT Ida Fauziah, Bakal Ditolak Ramai-Ramai Dahlan Iskan

Bisakah didebat?

Tentu tidak bisa lagi. Yang bisa justru diubah. Tapi harus lewat DPR. UU bukanlah kitab suci.

Sebenarnya zaman memang sudah berubah banyak –dibanding tahun kelahiran UU itu. Kini banyak tenaga kerja yang tidak ingin jadi buruh sampai umur 56 tahun. Mereka ingin bekerja selama 10 tahun saja. Lalu berencana bikin usaha kecil-kecilan. Pencairan dini dana itu mereka harapkan bisa untuk modal usaha. Ketika umur 56 tahun mereka sudah lebih sejahtera –atau sudah bangkrut.

Sebagian lagi berpendapat: untuk apa menunggu uang di umur 56 tahun kalau sebelum itu sangat menderita.

Tapi di seluruh dunia ya memang seperti itu: baru bisa dicairkan pada waktunya.

Di negara maju uang dari dana pensiun, dan asuransi bisa jadi sumber kekuatan ekonomi negara. Uang seperti itu bisa membuat sistem perbankan kuat dan stabil.

Itulah dana murah yang berjangka panjang. Yang bisa membuat bank memberi kredit dengan bunga murah kepada pengusaha. Dunia usaha pun bisa lebih maju. Lapangan kerja terbuka. Uang dari buruh terus meningkat.

Berbeda dengan bank di negara berkembang. Yang sumber dananya lebih banyak dari tabungan dan deposito. Yang bunganya tinggi. Yang jangkanya pendek: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan. Yang bisa ditarik sewaktu-waktu. Itu membuat bank tidak bisa tenang. Akibatnya: bunga kredit tinggi.

Saya tidak tahu apakah UU tahun 2004 itu juga dilatarbelakangi pemikiran seperti itu. Yang jelas UU tersebut tidak kunjung bisa dilaksanakan.

Banyaknya PHK setelah krisis ekonomi, membuat pelaksanaan UU ini harus lebih bijaksana.

Dan sekarang banyak PHK lagi: akibat Covid-19. Itulah yang banyak disesalkan: mengapa Per 02/2022 ini dilahirkan di masa pandemi seperti ini.

Tanggal 22-2-2022 memang nomor cantik. Apalagi kalau pelaksanaannya dilakukan pada jam 22.22. Tapi tenaga kerja bukanlah angka-angka. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Gang Besar

Maramuda Sahala

Kali ini abah tidak lupa menyebut wanita yang punya "i" tinggi. Pertanyaannyi: kenapa abah lupa menyebut Arumi, istri wagub Jatim, dengan "i" yang berjejer? Apakah karena kadar "i"-nya terlalu banyak sehingga bisa menghabiskan jatah halaman artikel?

Admin SDGs Sanankulon

Sesuai komen saya bah di artikel terkait pupuk akhirnya terjadi juga penjualan pupuk bersubsidi yang tertangkap di kabupaten blitar kemarin oleh polres blitar, tapi juga sayang tersangkanya tidak di tahan padahal pupuk yang di jual 6 ton lebih. Berita dari radio mayangkara di instagramnya. Sayangnya link tidak bisa di taruh disini dengan ditempel akhirnya tak ketikan dibawah ini: https://www.instagram.com/p/CZ3YUMtPvG3/?utm_medium=share_sheet

Leong Putu

Breaking news : Hari ini dua dari tiga orang teman saya melaporkan bahwa mereka positif. Itu terjadi beberapa hari setelah kami mengadakan reuni keluarga, yang berlokasi di sebuah vila di belakang Balai Kota Among Tani Batu. Apakah hawa dingin mempercepat positif ? Saya cuma kepikiran anak2. Segera saya minta istri untuk test. Sukurlah negatif. Cuma ada satu garis merah.

Dhipa D

Gpp pengkomen no 12. Semoga kita selalu sehat.... Diam bukan berarti dia pergi, bisa jadi dia diam karena karena ada misi. Permisi ..selamat menikmati perjalanan keliling negeri, Abah. Cintai negeri ini melebih diri sendiri, karena begitulah hidup saat usai dengan urusan pribadi. Mari berbakti dan mengabdi hingga badan menyatakan "Mari, sudah waktunya menepi"

Nazim

Ohh..Akidi Tio..namamu abadi..!! Terpahat dalam prasasti layar Disway. Oohh..lima iii..bayang senyummu abadi..!! Terpahat dalam kepingan memori "lelaki" Oohh.. Palembang...namamu abadi! Tertulis di pinggir jalanan tiap kota jawa" DUKU PALEMBANG"..

Hasan

Syahrini makan lengkuas. Tulisan hari ini tidak menarik blas. Buah kenari buah kenitu. Bertengkar sama istri memang bikin pikiran buntu.

Fadil Wira Dwi B.

Palembang, 3 kali puasa 3 kali lebaran sudah aq tak menjamahmu, hehehe.. Wabah Covid telah mengubah ritme dan jadwal ku untuk mengapelimu. Jadwal yg biasanya 2 tahunan harus berubah. Entah, semoga lebaran depan bisa mulai mengembalikan ritme itu. Tahun ini lebaran di Sumsel, tahun berikutnya lebaran di Jatim. Bergantian.. Aamiinn..

Axl ngix SUYOTO ARY FIANTO

Pengen travel Tak de ongkos Pusing2 makan angin di depan rumah saja akhirnya Panas pikire Pegel awake Mangkel atine Antri....antri Minyak goreng Seperti cebong yg mati di lautan kolam Seperti kadal yg mati di luasnya gurun Serti babi yg mati tenggelam dalam kubangan lumpur Seperti aat yg bosan dalam penantian balasan cinta wanita Susah manalagi yg kau dustakan? Ujian kok terus Cobaan kok terus Kapan luluse Keburu mati

Jeka Reader

Di Palembang banyak marga Zhu, mungkin masih keturunan Zhuge Liang ( Chu Ke Liang ) ahli strategi militer pada zaman Sam Kok ( Tiga Kerajaan ) yang menjadi Perdana Menteri Kaisar Liu Bei. Menurut om google, Zhuge Liang juga dikenal sebagai Kong Ming.wafat pada tgl 23 Agustus 234 diusia 52/53 ,tahun. Konon Chen Zuji, kepala bajak laut asal Guangdong yang beroperasi di Selat Malaka dan Palembang di tangkap oleh Laksamana Cheng Ho, dibawa ke ibukota Nanjing dan di eksekusi. Silahkan test DNA nya, wong Palembang yang kuning langsat itu turunan Zhuge Liang atau Ch

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO