"Tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat pun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Artinya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, di sektor pertanian dan perkebunan, Jawa Timur memiliki banyak sekali komoditi yang berpotensi besar untuk lebih dikembangkan, khususnya komoditi terkait tekstil dan makanan.
Selain itu, tambah dia, sektor perikanan memiliki prospek yang bagus, didukung oleh pengembangan pelabuhan perikanan, pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya dan garam.
"Kami berterimakasih Dirjen Asia Pasifik - Afrika Kemenlu RI mengundang investor dari Asia Pasifik dan Afrika untuk melihat lebih dekat dan detail berbagai potensi yang ada di Jawa Timur.
Belum lama ini Presiden Jokowi juga telah menandatangani PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari. Dalam peraturan tersebut luas KEK Singhasari mencapai 120,3 hektare yang terdiri dari dua zona, pariwisata dan pengembangan teknologi. Tentunya ini peluang baru yang juga bisa dikerjasamakan. Mengingat sangat babyak insentif di KEK," terangnya.
Annual Economic Gathering of Indonesia 2019 (AEGIS 2019), merupakan upaya Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menjembatani Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan para pebisnis di Jawa Timur untuk memanfaatkan berbagai peluang kerjasama khususnya bidang perdagangan dan investasi dengan berbagai pihak di luar negeri, dengan cara mempromosikan potensi ekonomi Jawa Timur kepada para pebisnis Asia Pasifik dan Afrika.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah investor menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modalnya di Jawa Timur. Di antaranya Investor asal India yang mengaku tertarik berinvestasi komoditi tanaman dan pengolahan vanilla.
Selain itu, investor asal Tunisia yang tertarik import bahan baku otomotif dan kereta api. Serta investor lain yang ingin mengimpor plastik dan printing asal Jatim. (mdr/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News