Viral di Medsos, Limbah Diduga Milik Pabrik Gula RMI Cemari Sungai

Viral di Medsos, Limbah Diduga Milik Pabrik Gula RMI Cemari Sungai Foto yang diposting warganet di media sosial menunjukkan cairan keluar dari saluran pembuangan diduga milik PT. RMI.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sebuah akun media sosial facebook mengunggah dugaan pencemaran pabrik gula Rejoso Manis Indo (RMI) di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Postingan tersebut diunggah oleh Akun Pramony Yelz di grup Facebook Ajang Sapa Sedulur ICB.

Dalam postingannya, Akun Pramony Yelz itu juga menyertakan foto yang menunjukan cairan keluar dari saluran pembuangan. Cairan tersebut terlihat berwarna cokelat dan mengalir sembarangan ke sungai. Dengan disertai keterangan 'Nyetrum iwak dihukum ngubat yo dihukum..kali di grujuk limbahe pabrik iwak do mati kok dijarne ae yo. Lokasi _ rejoso binangun. Kaliku gk bening maneh'. Postingan tersebut diunggah pada Ahad (15/09/2019) kemarin.

Warganet banyak yang berkomentar atas postingan tersebut. Mereka mayoritas menyayangkan kejadian tersebut. Informasi yang beredar, warga juga menemukan ada ikan yang mati akibat cairan yang diduga limbah tersebut.

Atas postingan ini, PT. RMI langsung memberikan klarifikasi. Melalui Deputi Proyek Manager Putut Hendaruji, membantah cairan yang keluar itu adalah limbah pabrik PT RMI. Putut menyebut, cairan yang keluar pabrik adalah bekas cucian tebu yang telah bercampur debu. Karena saat ini di dalam pabrik gula yang baru beroperasi tersebut ada ribuan mesin yang sedang diuji coba.

"Limbah yang ada di RMI kami lakukan pengolahan, bukan kami biarkan begitu saja. Namun mungkin ada jalur air hujan atau air bersih yang mungkin bercampur debu dan segala macem itu yang kemudian disebut limbah. Sebenarnya limbah ini sendiri sudah ada jalurnya ke pengolahan. Pengolahan ini namanya IPAL (Intalasi Pengolahan Air Limbah) atau WWTP (Waste Water Treatment Plan)," jelas Putut, Senin (16/9/2019).

Putut mengakui, pasca postingan tersebut akan ada kunjungan dari praktisi Universitas Brawijaya yang berencana meneliti kandungan air tersebut. Sementara informasi yang berkembang di masyarakat sekitar, cairan tersebut menyebabkan ikan mati.

"Hasil riset itu nanti bisa menjadi gambaran yang gamblang, yang jelas tentang lingkungan. Kami sudah mendatangi lokasi itu (saluran pembuangan yang diprotes warga). Dan itu buangan daripada saluran-saluran pembersih jalan. Kami baru tahu ada ikan mati dari Medsos itu. Posisinya jauh dari kami," pungkasnya. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO