PACITAN, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Pacitan selain dikenal dengan kota wisata, juga tak lepas sebagai kota religi. Banyak situs sejarah peninggalan sejumlah wali dalam mensiarkan agama Islam yang hingga kini masih berdiri kokoh. Salah satunya masjid tiban di Desa Tanjungpuro, Kecamatan Ngadirojo.
Banyak cerita sejarah terkait tempat ibadah yang sampai kini masih dikeramatkan orang tersebut. Beragam spekulasi pun sempat mengemuka bagaimana sejatinya masjid yang sekarang diberi nama Nurul Huda itu secara tiba-tiba berdiri kokoh di atas sebuah lahan milik masyarakat setempat. Namun yang pasti, rumah ibadah itu merupakan simbol penyebaran Islam yang dilakukan Sunan Gesang semasa hidupnya.
Bila diamati secara dekat, bentuk bangunan masjid tak ubahnya seperti masjid-masjid pada umumnya. Namun uniknya, sekalipun sudah berdiri berabad-abad silam, bangunan sepanjang 20 meter dan lebar delapan meter tersebut sudah menerapkan arsitektur modern. Baik lantai masjid, tembok maupun atapnya, sudah mencerminkan corak kekinian.
"Masjid ini tiba-tiba berdiri di tengah permukiman warga. Sudah tiga kali ini mengalami renovasi. Pertama pada Tahun 1976, kemudian dilanjutkan pada Tahun 1986 dan terakhir pada Tahun 1998," ujar Suratno, Ketua Takmir Masjid, Kamis (7/6).
Sekalipun mengalami beberapa pembaruan, lanjut Suratno, namun ada satu bagian yang sejak berdiri hingga sekarang ini tak pernah berubah. Bagian itu berada di sisi tengah masjid, berupa bangunan utama berbentuk joglo klasik dan ditopang empat pilar penyangga.
Bangunan itu memang sengaja tak pernah diutak-atik. Pilar kayu dengan pahatan sedikit kasar itu dibiarkan berdiri tegak tanpa dipoles. Itu melambangkan kegigihan sang sunan dalam mensyiarkan Islam kala itu. Begitupun kayu ukiran yang melintang di atas tengah masjid hanya dilapisi cet berwarna kecoklatan