Filterisasi Konten Porno dan Radikalisme, Pemkot Mojokerto-Kejari Bentuk Tim Substansi Buku

Filterisasi Konten Porno dan Radikalisme, Pemkot Mojokerto-Kejari Bentuk Tim Substansi Buku Wali Kota dan Kajari sedang memberi ucapan kepada tim verifikator buku. Tim ini akan menyeleksi muatan yang bertentangan dengan UU, etika dan norma Indonesia. YUDI EKO PURNOMO/BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tidak mau kecolongan lagi setelah sempat beberapa kali kebobolan buku berkonten porno, Pemkot Mojokerto menggandeng Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Mojokerto membentuk Tim Pengawasan Substansi Buku (TSB) di Lingkungan Pemkot Mojokerto.

Tim yang dikukuhkan Walikota Mojokerto Masud Yunus tersebut bertugas memfilter masuknya materi anti-Pancasila, pornografi, radikalisme, kekerasan, SARA, LGBT dan ujaran kebencian.

"Tim TSB ini berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap substansi buku. Jangan sampai mata pelajaran sekolah kemasukan faham radikal, anti-Pancasila dan pornografi," tegas Walikota Masud usai mengukuhkan tim yang diinisiasi Dinas Pendidikan, (21/12) kemarin.

Orang nomer satu dijajaran Pemkot Mojokerto itu mengaku tengah mewaspadai konten yang dinilai memicu merusak moral masyarakat. "Kita menyelamatkan anak kita agar terhindar dari pelanggaran ini. Melalui tim ini kami menjaga agar substansi perbukuan sesuai norma dan etika masyarakat, " tandasnya.

Hal yang sama ditegaskan Kajari Kota Mojokerto Halila Rama Purnama. Melalui tim tersebut dapat menciptakan instrumen untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya masuknya substansi buku yang bertentangan dengan norma masyarakat. "Kita akan lakukan sosialisasi untuk ini," bebernya.

Halila mengatakan, unsur pengawasan itu juga merupakan mandat dari lembaga Yudikatif. "Ini adalah perintah Jaksa Agung sebagaimana tertera dalam UU Nomor 3 Tahun 2013 yang menginstruksikan adanya pengawasan substansi buku bebas dari unsur-unsur yang membahayakan," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama Kadispendik Kota Mojokerto Novi Rahardjo mengatakan tim itu nantinya akan bertugas memeriksa ada tidaknya ujaran kebencian dalam buku. Untuk itu pihaknya akan mensosialisasikannya ke penerbit. "Kita akan berkirim surat kepada penerbit agar menghindari pelajaran bermuatan sebagaimana dilarang, namun ini bukan soal pengadaannya," ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan membentuk standar operasional pelayanan untuk mempertegas koridor yang diperkenankan atau dilarang. "Dan targetnya di lingkungan pendidikan, namun juga secara umum karena buku disebarluaskan lewat perpustakaan," pungkasnya.

Sekedar diketahui, muatan pornografi yang menyebut salah satu nama bintang porno asal Jepang pernah menyusup buku pelajaran sekolah di Kota Mojokerto. Tak kalah menghebohkan muatan radikalisme juga ikut nongol dalam lembar pelajaran sekolah, beberapa waktu lalu. (yep/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO