
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati 24 tahun berdirinya Kota Batu sebagai daerah otonom, Kelompok Kerja (Pokja) Peningkatan Status Kota Batu menggelar sarasehan bertajuk 'Refleksi Menuju Seperempat Abad Kota Batu Sebagai Daerah Otonom' di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani, Selasa (14/10/2025).
Agenda tersebut menjadi ruang refleksi sejarah, kritik konstruktif, dan harapan terhadap arah pembangunan Kota Batu ke depan. Sarasehan menghadirkan sejumlah tokoh akademisi dan pegiat kebijakan, mereka adalah Prof. Dr. Hariyono (Rektor Universitas Negeri Malang), Dr. Slamet Hendro Kusumo (Ketua Advokasi Pokja), serta dimoderatori oleh Dr. Slamet Muchsin, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UNISMA).
Sumiantoro selaku ketua panitia, dalam laporannya menegaskan bahwa sarasehan ini bertujuan mengingat kembali semangat awal pendirian Kota Batu. Ia berharap para pemimpin saat ini mampu melanjutkan cita-cita tersebut dengan visi yang berpihak pada kepentingan masyarakat.
“Pokja harus selalu menjaga watak kritisnya. Saat dulu peningkatan status Kota Batu, kami ditanya apakah siap bertanggung jawab. Kami siap, dan kami ingin terus menjaga Kota Batu ke depan,” ujarnya.
Ketua Presidium Pokja, Andrek Prana, menyampaikan apresiasi kepada para tokoh dan pemimpin Kota Batu dari masa ke masa, mulai dari Imam Kabul hingga Aries Agung Paewai. Namun, ia juga mengungkapkan kegelisahan terhadap arah pembangunan kota yang dinilai belum memiliki konsep berkelanjutan.
“Kota Batu tidak punya konsep yang jelas, konsep yang bisa melindungi wilayah dan diikuti siapapun wali kotanya. Padahal dulu, kami membawa satu konsep sederhana tapi kuat: Batu Kota Bernuansa Desa. Konsep ini harus dipertahankan karena menjadi ruh dari berdirinya kota ini,” paparnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga budaya, sejarah, dan karakter desa sebagai identitas Kota Batu, terutama oleh kepala desa dan generasi muda. Ia juga mengumumkan rencana reorganisasi Pokja agar lebih inklusif dengan melibatkan generasi muda.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelayanan publik, Polres Kota Batu turut memberikan hadiah berupa Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di tingkat kecamatan, yang akan diresmikan keesokan harinya sebagai kado Hari Jadi Kota Batu.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa semangat pendirian Kota Agropolitan harus terus dihidupkan. Ia menekankan pentingnya menjaga jati diri kota yang berpijak pada nilai-nilai Batu Kota Bernuansa Desa.
“Kita berterima kasih pada para pendahulu yang telah meletakkan fondasi kokoh bagi kota ini. Momentum hari jadi ke-24 adalah saat untuk merefleksikan apakah kita sudah berjalan sesuai harapan pendirian Kota Batu,” tuturnya.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi yang tetap berpijak pada akar kultural.
“Mari membangun Kota Batu dengan karakteristik kita sendiri. Jadilah orang yang mengendorse Kota Batu dengan cara apa pun, dari tutur, media sosial, hingga tindakan nyata. Kolaborasi adalah kunci,” imbuhnya.
Melalui sarasehan ini, yang diwarnai dialog lintas generasi antara tokoh, akademisi, dan pemerintah, diharapkan lahir kesepakatan bersama untuk meneguhkan kembali jati diri Kota Batu sebagai Kota Bernuansa Desa, sebuah filosofi yang menempatkan kearifan lokal, harmoni alam, dan gotong royong sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. (asa/mar)