Bupati Kediri Selamatkan 6.000 Lebih Anak tak Sekolah dalam Setahun Terakhir

Bupati Kediri Selamatkan 6.000 Lebih Anak tak Sekolah dalam Setahun Terakhir Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat bersama para siswa, beberapa waktu lalu. Foto: Ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berhasil mengembalikan 6.000 lebih anak tidak sekolah untuk mendapatkan akses pendidikan. Hal itu dilakukan lewat berbagai langkah taktis.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mochamad Muhsin, menyampaikan penurunan angka anak tidak sekolah ini berkat kerja keras berbagai sektor.

Muhsin mengungkapkan catatan Dapodik, bahwa dari angka hampir 12 ribu anak tidak sekolah di tahun 2024, dapat ditekan hingga 5.027 pada awal Mei lalu. Kondisi tersebut menjadi salah satu konsen utama yang kerap disampaikan Hanindhito.

Berbagai program intervensi yang dilakukan adalah pemberian beasiswa, home visit teacher award, hingga kerja sama dengan pelaku seni seperti jaranan dan karawitan.

Bahkan di beberapa kegiatan kesenian, dikhususkan untuk menyosialisasikan agar anak tidak sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

Jika ditemukan anak-anak tidak sekolah pada pentas seni ini, petugas dari Dinas Pendidikan langsung mendaftarkan kembali ke bangku sekolah.

"Atas perintah Mas Bup (Bupati Kediri) agar ada percepatan, kita minta guru-guru agar bergerak ke lapangan, ke tetangga yang terdeteksi tidak sekolah, putus sekolah, supaya diminta kembali bersekolah," jelas Muhsin, Sabtu (14/6/2025).

Lebih detail, Muhsin menjelaskan 5027 anak tidak sekolah ini berasal dari difabel hingga anak mondok yang tidak terdaftar di sekolah formal. Bagi difabel, Hanindhito meminta agar seluruh satuan pendidikan dapat memberikan akses kepada difabel.

Saat ini, di Kabupaten Kediri sendiri sudah ada lebih dari 270 sekolah membuka akses tersebut. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah memberikan pelatihan kepada 300 guru sebagai pendamping anak berkebutuhan khusus.

Rencananya, tahun ini akan ada penambahan 300 guru pendamping untuk mendapatkan pelatihan tersebut.

Menjelang tahun ajaran baru 2025-2026 ini, Bupati Kediri juga mewajibkan seluruh sekolah untuk memberikan ruang kepada anak-anak difabel. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan akses pendidikan yang setara.

"Saat SPMB (sistem penerimaan murid baru), sekolah wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus," tandas Muhsin.

Pemerintah Kabupaten Kediri berharap dengan kembalinya anak-anak ke sekolah, mereka bisa melanjutkan mimpi, yang kemudian bisa berdampak kepada kesejahteraan keluarga.

Sebelumnya, Bupati Dhito menyampaikan bahwa dirinya menargetkan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kediri bisa hilang dalam 5 tahun ke depan. Menurut dia, salah satu indikator penyumbangnya adalah angka anak putus sekolah. (uji/rev)