Kolaborasi Bersama Kemensos, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Turunkan Kemiskinan Ekstrem di 2026

Kolaborasi Bersama Kemensos, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Turunkan Kemiskinan Ekstrem di 2026 Gubernur Khofifah (tengah) bersama Mensos Saifullah Yusuf (kanan) saat di lokasi Dialog Pilar-pilar Sosial se-Malang Raya, di Universitas Negeri Malang. (Ist)

"Tapi tentu saja selain pilar-pilar sosial, kami juga memperkuat program-program andalan untuk menurunkan kemiskinan. Salah satunya PKH Plus. Di mana bantuan ini bertujuan membantu pengeluaran keluarga yang memiliki lansia 70 tahun ke atas. Dengan total penerima bansos PKH Plus di Jatim 2019-2025 sebanyak 354.111 orang," bebernya.

Pelaksanaan PKH di Jatim, lanjut Khofifah, sudah dimulai sejak tahun 2007 sampai dengan saat ini. Di Jatim, jumlah keluarga penerima manfaat sebanyak kurang lebih 1,6 juta keluarga penerima manfaat (KPM), yang tersebar di 38 kabupaten/kota, dan didukung oleh SDM pelaksana PKH Jatim.

"Yang terbaru, kami sedang mempersiapkan Sekolah Rakyat untuk anak-anak kurang mampu. Setiap sekolah, seperti arahan Pak Presiden, akan menampung sekitar 1.000 siswa-siswi dari jenjang SD hingga SMA. Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk memberantas kemiskinan. Jadi anak-anak ini kami fasilitasi dengan harapan bisa memiliki masa depan lebih cerah dan mengangkat derajat keluarga," pungkasnya.

Untuk memacu semangat pilar-pilar sosial yang hadir, Gubernur Khofifah menyanyikan lagu "Manusia Hebat". Tak hanya itu, dirinya juga mengajak mereka berselawat untuk menyeimbangkan antara kinerja mereka dan sisi spiritual. Sehingga ke depan, apa yang dicita-citakan dapat terwujud.

Sementara itu, Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, menyampaikan bahwa dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial, kini pemerintah memberlakukan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan bantuan sosial dan penyaluran anggaran sosial tepat sasaran.

Gus Ipul mejelaskan, total anggaran sosial tahun 2025 ini Rp504,7 triliun, yang terbagi untuk PKH dan sembako, PIP, gas 3 kg, BBM, listrik, Bansos, dan subsidi lainnya. Jika target ini tepat sasaran, potensi savings akan sampai Rp101-127 triliun.

"DTKS sudah tidak ada, adanya DTSEN. Dan perlu diingat bahwa kebijakan Presiden Prabowo itu adalah untuk pemberdayaan sepanjang hayat. Jadi motto kita sekarang 'Bansos Sementara-Berdaya Selamanya'. Semuanya harus tepat sasaran," jelasnya.

Ia mengatakan, 12 Pemerlu Atensi Sosial (PAS) adalah anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia terlantar, mereka yang berpendapatan rendah, korban bencana, afirmasi khusus, warga binaan, korban kekerasan, korban Napza dan HIV/Aids, mereka yang bermasalah sosial, perempuan rentar, serta fakir miskin.

"Begitu juga untuk Sekolah Rakyat. Kita harus memastikan Sekolah Rakyat memang untuk orang-orang Desil 1 dan 2, yaitu orang-orang di bawah garis kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Tidak boleh ada KKN, tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada yang main-main dengan data. Dipastikan memang orang yang layak masuk ke Sekolah Rakyat," tegasnya.

Acara ini berjalan dengan sangat menarik di mana semua orang dapat berdiskusi. Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah bersama Mensos Saifullah memberikan bantuan sosial berupa sepatu kepada 10 orang calon peserta didik Sekolah Rakyat.

Tak tanggung-tanggung, Khofifah memakaikan langsung sepatu kepada salah satu siswi Asila Putri Salsabila. Sementara Mensos Saifullah memakaikan sepatu kepada siswa Ganda Rizki Raditya. (dev/msn)