"Selain kehilangan sapi, produksi susu tak maksimal. Biasanya satu ekor sapi bisa menghasilkan susu 15-18 liter per hari, sekarang (saat PMK mewabah) turun dratis hingga 8 liter, bahkan sapi yang terjangkit sama sekali tak produksi," tuturnya.
Menurut dia, upaya yang dilakukan Pemkot Batu dalam hal mencegah penularan PMK belum maksimal. Ia mengakui Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Batu sudah turun ke sejumlah peternak. Namun, langkah-langkah yang dilakukan dinas menurutnya belum membuahkan hal positif.
Ia berharap pemerintah membantu para peternak yang hewan peliharaannya terdampak PMK, untuk meringankan beban mereka.
"Misalnya memberikan bantuan berupa sembako atau bentuk lainnya karena mereka sekarang ini kondisinya memprihatinkan. Sapinya sakit dan mati, juga tidak mendapatkan uang dari produksi susu, karena mayoritas sapi milik warga adalah sapi perahan," pungkasnya.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, langsung menanggapi keluhan warga terdampak PMK. Ia berpesan kepada peternak sapi di wilayahnya untuk tidak menjual hewan yang terjangkit PMK.
"Usulan warga untuk mendapatkan sembako itu baik, namun akan saya pelajari dulu bersama kepala dinas terkait, apakah layak mendapatkan bantuan atau tidak. Kalau menjual sapi harus dalam dalam kondisi sehat, diskrining dulu, ketika sapi masih sakit, sapi tidak boleh dijual," kata Dewanti. (adi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News