Demi Anak Bisa Sekolah, Seorang Ibu di Jombang Dirikan Tenda di Depan Kantor Bumiputera | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Demi Anak Bisa Sekolah, Seorang Ibu di Jombang Dirikan Tenda di Depan Kantor Bumiputera

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Aan Amrulloh
Rabu, 26 Mei 2021 13:41 WIB

Fitria tak putus asa menagih klaim asuransinya dengan mendirikan tenda di depan Kantor Cabang Bumiputera Jombang. foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE

Disinggung terkait berapa jumlah nasabah di kantor Bumiputera yang mengalami hal serupa dengan dirinya, Fitria menyebut ribuan. "Perkiraan 1.200-an polis, dengan total outstanding kemungkinan sekitar 18 M. Ini sejak bulan Mei 2018. Belum ada yang terbayar," ucapnya.

Selain dirinya, Deni Kurniawati (41) warga Desa Jabon, Kecamatan , juga mengaku sempat putus asa lantaran klaim tagihan miliknya yang mencapai 30 juta lebih itu juga tak kunjung cair.

"Sebenarnya saya sudah mau putus asa, tidak banyak berharap. Kalau mau dapat ya syukur, kalau gak dapat ya sudah. Tapi karena melihat teman saya ini tetap semangat untuk berjuang untuk mencairkan yang sudah saya bayar sejak tahun 2000 lalu, jadi saya ikut semangat berjuang,” ucapnya.

Diungkapkan Deni, ia teringat saat-saat membayar premi Bumiputera sangatlah berat. Namun saat mengklaim pencairan , justru malah sulit Dan tak kunjung ada kejelasan.

"Saya berjuang supaya cepat cair, agar uangnya bisa digunakan anak-anak untuk biaya sekolah. Saya ini kan ikut 5 . Pendidikan ada 2, totalnya yang belum cair tapi habis kontrak itu sekitar 30 juta lebih," terangnya.

"Harapannya agar segera cair untuk saya gunakan membiayai anak saya yang sedang sekolah," pungkas Deni.

Sebelumnya, Fitria, ibu empat anak ini melakukan demo tunggal di depan Kantor PT AJB Bumiputera kantor cabang , pada Senin (24/05) pagi. Dirinya menuntut haknya berupa klaim segera dibayar agar anak-anaknya bisa sekolah.

"Tuntutan saya simpel, bayarkan uangku, itu hakku. Ada dua yang tidak cair sampai sekarang, yakni beasiswa berencana untuk anakku yang seharusnya saya terima 1 Juni 2018 senilai 70 juta rupiah dan Dwi Gunaprima atas nama suamiku yang seharusnya cair 1 juni 2020 sebesar 50 juta rupiah," terangnya. 

Sejak klaim tersebut tidak cair, seluruh rencana biaya pendidikan untuk empat anaknya menjadi berantakan. Bahkan salah satu anaknya saat ini harus bekerja menjadi kuli angkut serabutan di kawasan Kecamatan Tembelang akibat tidak bisa melanjutkan kuliah. (aan/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video