Prihatin Bencana dan Hilangnya KRI Nanggala 402, para Ulama Salat Malam, Ini Pesan Kiai Asep | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Prihatin Bencana dan Hilangnya KRI Nanggala 402, para Ulama Salat Malam, Ini Pesan Kiai Asep

Editor: MMA
Jumat, 23 April 2021 15:36 WIB

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim saat menjadi imam salat malam di kediaman Ning Ima, salah seorang putrinya, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Kamis (22/4/2021) malam. Foto: mma/bangsaonline.com

“Tolong menteri kesehatan hentikan. Tolong pemerintah segera menghentikan vaksin AstraZeneca. Insyallah bencana akan berhenti kalau vaksin ini dihentikan,” tegas yang dikenal sebagai pendukung berat Presiden Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Menurut , seharusnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para ulama memberi masukan yang benar dan baik kepada pemerintah. “Bukan malah menghalalkan unsur babi dengan dalil istihalah. Ini bahaya karena akan mengundang masuknya bahan-bahan yang mengandung unsur babi dengan dalil istihalah,” tegas yang selama ini konsisten tak mau menerima sumbangan dari pemerintah.

makin prihatin karena MUI cenderung hanya mengekor pada pemerintah. “Itu akan menjerumuskan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin. Apalagi kalau hanya didasari kepentingan pragmatis. Bukan karena pertimbangan obyektif agama dan kemasalahatan umat terutama bangsa Indonesia,” kata yang saat kampanye pilpres menghabiskan dana miliaran rupiah dari uang pribadi untuk mendukung dan memenangkan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin.

Menurut , mendukung pemerintah harus dengan sikap obyektif dan jujur, bukan berharap pemberian pemerintah. “Ulama harus jujur. Ulama justru harus membantu pemerintah, bukan malah membebani pemerintah dengan berharap program, apalagi finansial dan sebaginya,” kata yang beberapa hari terakhir ini turun langsung ke titik lokasi bencana di Malang dan Lumajang untuk memberikan sumbangan berton-ton beras, mie, sarung, mukena, air mineral, dan uang tunai.

menegaskan bahwa ulama harus independen dan tidak tergantung kepada siapa pun, kecuali kepada Allah. “Masak kita tak percaya kepada Allah. Saya tak pernah minta bantuan pada pemerintah, bahkan saya menolak bantuan dari pemerintah, tapi sampai sekarang tak pernah berhenti membangun pondok, masjid, gedung sekolah, kampus dan bangunan lainnya. Ini tahadduts binni’mah ,” kata .

Karena itu mengajak ulama, kiai dan habaib untuk muhasabah atau mengevaluasi diri. “Kita harus muhasabah. Dan kita harus terus berikhtiar , istighotsah dan doa bersama demi keselamatan bangsa. Kita berdoa semoga Allah SWT segera menghentikan bencana, “ kata kiai miliarder tapi dermawan itu. (mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video