LPPOM MUI Sebut Pembuatan AstraZeneca Pakai Tripsin Babi dan Ginjal Bayi, Kiai Asep Miris | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

LPPOM MUI Sebut Pembuatan AstraZeneca Pakai Tripsin Babi dan Ginjal Bayi, Kiai Asep Miris

Editor: MMA
Senin, 05 April 2021 08:57 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim (tengah), Ustadz Ainul Yaqin (kanan), dan Habib Habib Ahmad Al-Habsi (kiri) dalam ‘Sarasehan tentang Vaksin AstraZeneca’ di Gedung Pascasarjana Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Ahad (4/4/2021). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

Ia mengaku tak habis pikir dengan pihak-pihak yang menghalalkan vaksin yang menggunakan enzim babi. “Sekarang mereka malah ada yang memakai kalimat-kalimat diplomatis dengan mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca tak ada babinya,” tegas yang putra KH. Abdul Chalim Luwimunding Jawa Barat, salah satu ulama pendiri NU.

Menurut , fatwa-fatwa seperti itu sangat tidak menguntungkan bagi pemerintah. “Itu menjerumuskan presiden dan gubernur,” kata yang dalam dalam pilpres sangat aktif kampanye memenangkan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin dengan biaya sendiri sampai ke luar negeri.

Menurut , para ulama atau kiai seharusnya hifdzid din, menjaga agama dan hifdzin nafs, menjaga jiwa manusia yaitu umat Islam, terutama warga NU. Artinya, jangan sampai tubuh umat Islam kemasukan barang najis dan haram.

Selain itu, menurut , jika unsur babi masuk ke dalam tubuh kita, maka akan memandulkan doa umat Islam. Padahal, kata , doa itu senjata kita. "Saya membangun pesantren dulu hanya 48 santri. Sekarang memiliki 12.000 santri dan bisa terus membangun karena doa," tuturnya.       

kembali mengingatkan bahwa dalil istihalah sangat tidak tepat dan hanya akan menjadi pintu masuk untuk menghalalkan produk-produk yang mengandung unsur babi. Selain itu, kata , istihalah dan istihlak tertangkal oleh intifak.

“Buktinya apa? Buktinya, jadi vaksin! Tanpa ada pankreas babinya tak akan jadi vaksin. Keharaman intifak, baru pada pemikiran saja sudah haram, apalagi sudah ada realisasinya,” tegas .

Dari sarasehan itu, berinisiatif untuk mendirikan fakultas farmasi. “Kita harus memperbanyak ahli farmasi,” kata sembari mengatakan bahwa tahun 2022 akan mulai membangun International Unversity (unversitas internasional) yang membuka beasiswa seluas-luasnya kepada negara lain. Menurut dia, kini Institut KH Abdul Chalim mulai menampung mahasiwa dari 9 negara, antara lain dari Vietnam, Korea, Pakistan, Malaysia, dan negara lain.

Ustadz Ainul Yaqin juga mengatakan bahwa ini memang tantangan bagi umat Islam. “Polemik ini sebenarnya tantangan bagi ilmuwan muslim untuk melakukan riset-riset,” kata alumnus Unair itu kepada BANGSAONLINE.com usai acara. Karena itu ilmuwan muslim harus bisa menghadirkan produk-produk yang terbebas dari babi dan bayi manusia.

Sementara Habib Ahmad Al-Habsi mengaku bersyukur masih ada ulama seperti Saifuddin Chalim. "Berani mengatakan yang haq dan yang bathil," katanya. 

Meski dekat dengan kekuasaan, sebagai ulama tetap independen dan obyektif karena tak ada kepentingan pragmatis. 

Gus Zuhri yang mengkoordinir acara sarasehan itu juga mengaku senang karena para ketua komisi Fatwa MUI yang datang dari berbagai kabupaten dan kota se-Jatim itu bisa mendengarkan pemaparan dari auditor yang terlibat langsung dalam audit Vaksin AstraZeneca. 

"Sehingga teman-teman bisa memahami obyek hukum. Mereka sudah bisa mengambil kesimpulan sendiri-sendiri," katanya. 

"Begitu juga cukup obyektif," tambahnya. (mma) 

Video Terkait

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video