​Viral, Ibadah-Ibadah Bid’ah Zaman Rasulullah, Tapi Tak Dihukumi Sesat Masuk Neraka | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Viral, Ibadah-Ibadah Bid’ah Zaman Rasulullah, Tapi Tak Dihukumi Sesat Masuk Neraka

Editor: MMA
Kamis, 05 November 2020 11:33 WIB

Ilustrasi: kompasiana.com

Salah seorang sahabat Anshar yang menjadi imam di masjid Quba'. Setiap kali selesai membaca surat al-Fatihah pasti membaca surat al-Ikhlas, baru kemudian membaca surat yang lain.

Jadi surat apapun yang ia baca dalam salat pasti didahului dengan membaca surat al-Ikhlas.

Hingga berita ini sampai kepada Rasulullah SAW. Dan Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat yang menjadi imam itu. Apa yang mencegahmu memenuhi permintaan teman-temanmu?, apa yang mendorongmu membaca surat al-Ikhlas itu setiap raka'at?".

Sahabat itu menjawab, "Sungguh aku mencintai surat itu".

Lalu Nabi SAW berkata, "Apa yang kau cintai akan membawamu ke surga".

(Lihat Fathul Bari al-Hafidh ibnu Hajar dalam bab al-Jam'u baina Suratain fi Raka’ati)

Masya Allah ...inilah Nabi kita.

Lihatlah!!! ..... Apakah Nabi langsung melotot, sambil teriak, "SESAT KAU!!", "BID'AH KAU!", "Engkau telah membuat hal-hal baru dalam agama, engkau melakukan sesuatu yang tidak aku contohkan, yang tidak aku ajarkan!!!"

Tidak..sekali lagi tidak.. bahkan Nabi SAW berkata, "Apa yang kau cintai akan membawamu ke surga".

Keempat;

Qotadah bin Nu'man, sebagaimana diceritakan al-Hafidh ibn Hajar. Ia setiap malam menghabiskan waktu malamnya dengan mengulang-ulang surat al-Ikhlas di dalam salat hingga masuk waktu Subuh.

Hal ini kemudian dilaporkan kepada Nabi. Bagaimanakah tanggapan Nabi? Apakah Nabi merespon seperti ANDA? Apakah Nabi mengatakan, "jika itu baik pasti aku lebih dulu mengerjakannya".

Apakah Nabi berkata, "Engkau melakukan ibadah tanpa contoh dariku! Ibadahmu sia-sia! Bid'ah kau! Sesat kau! .... TIDAK !!! sekali lagi TIDAK !!!.

Malah sebaliknya Rasulullah SAW dengan lembut dan motivasi yang tinggi. Beliau berkata, " Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, surat al-Ikhlash itu sebanding dengan sepertiga al-Qur'an". Beruntung sekali sahabat Qotadah bin Nu'man

Kelima;

Yang ini bahkan hingga sekarang kita lakukan. Bahkan dilakukan oleh semua umat Islam di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali orang Wahabi yang hobi membid'ahkan.

Sebelum peristiwa ini terjadi, ketika para sahabat ketinggalan jama'ah, mereka akan bertanya sudah raka'at keberapakah Nabi ? kemudian mereka akan takbir dan melakukan gerakan-gerakan yang tertinggal hingga ketika sudah sama gerakan dan raka'atnya baru mereka mengikuti gerakan imam.

Sehingga jama'ah terlihat kurang teratur. Ada yang masih berdiri, ada yang masih ruku', ada yang sujud, dan lain sebagainya.

Hingga suatu hari datanglah Mu'adz bin Jabal yang terlambat jama'ah. (diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud)

Mu'adz bin jabal langsung mengikuti gerakan Nabi, dan setelah salam beliau menambah raka'at yang tertinggal. Hal ini ia lakukan semata-mata karena kecintaannya pada Rasulullah SAW. Beliau tidak mau ketinggalan lebih banyak lagi. Beliau ingin gerakannya sama dengan gerakan imam dalam hal ini Rasulullah SAW.

Lalu bagaimanakah Rasulullah SAW menyikapi tindakan Mu'adz bin Jabal tersebut, yang sama sekali belum pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan berbeda dengan sahabat-sahabat yang lain.

Apakah Nabi SAW mengatakan seperti perkataan Wahabi, "Engkau melakukan Ibadah menurut kreasimu sendiri! Ibadahmu sia-sia! Bid'ah Kau! Sesat kau?

TIDAK !!! sekali lagi TIDAK !!! Bahkan Rasulullah SAW kemudian berkata, "Sesungguhnya Mu'adz telah membuat satu jalan (cara) baru untuk kalian, lakukanlah seperti yang dilakukan oleh Mu'adz.

Dan sampai sekarang kita melakukan apa yang dilakukan oleh Mu'adz bin Jabal.

ALHAMDULILLAH Beruntung sekali Mu'adz Bin Jabal karena disetiap gerakan yang dilakukan oleh makmum masbuq mulai saat itu hingga hari qiyamat, Mu'adz bin Jabal mendapat bagian pahalanya, karena dialah yang memulai cara yang baik itu.

Sebenarnya masih banyak sekali ibadah2 yang tidak di ajarkan oleh Nabi tapi tidak menyimpang dari Ajaran Nabi.

Wallahu a'lam

Demikianlah sebagian praktik bid'ah pada jaman .  Tentu juga banyak praktik ibadah - hasil kreasi para sahabat - yang kemudian dilarang SAW karena bertentangan dengan ajaran Islam. 

Tapi juga banyak praktik ibadah hasil ijtihad para sahabat yang justru diapresiasi Rasulullah SAW seperti contoh ibadah-ibadah bid’ah di atas. Ini menunjukkan bahwa SAW tak menggebyah uyah (menggeneralisir) seperti kelompok Wahhabi dan Salafi yang semua bid'ah dianggap sesat dan masuk neraka. Seolah mereka (Wahhabi dan Salafi) yang punya otoritas memegang kunci surga dan pemegang kebenaran mutlak keabsahan praktik agama. 

Karena itu para ulama bijak dan aushath (tengah) – terutama Ahlussunnah wal-Jamaah (Aswaja) - mengklasifikasi bid’ah menjadi dua kategori. Yaitu bid’ah dlalalah (sesat) dan bid’ah hasanah (baik) yang perlu dilestarikan. (MMA)

  

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video