Prof Rochmat Wahab: Kader NU Kritis Dimatikan, Sami’na Waatha’na Disalahartikan
Editor: MMA
Kamis, 11 Juni 2020 19:39 WIB
Karena itu, ia minta para elit NU struktural tidak phobi dan apriori terhadap munculnya kritik dari anak-anak muda NU. “Selama ini kalau ada kritik cenderung dimatikan, tidak diberi akses,” katanya.
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu juga mengungkapkan bahwa kini era sudah berubah. Tradisi keilmuan dan intelektual NU tidak hanya berbasis di pondok pesantren, tapi juga di perguruan tinggi.
“Jadi sekarang basis keilmuan NU melebar. Karena itu pondok pesantren dan perguruan tinggi harus bersinergi,” harapnya. Karena itu ia minta para elit NU peduli terhadap kader NU yang kini tumbuh subur di lingkungan perguruan tinggi.
Ia menegaskan, kini banyak sekali kiai intelektual cerdas di lingkungan NU. Begitu juga kader NU yang bergelar doktor dan profesor.
Menurut dia, munculnya Gus Baha’ membuat kelompok Islam lain mengakui bahwa kader NU banyak yang mumpuni. “Padahal di lingkungan NU masih banyak sekali kiai-kiai muda lebih pintar dari Gus Baha’ tapi tidak atau belum muncul ke publik, karena tak diberi akses oleh elit NU,” tegas Kiai Rochmat Wahab. (MMA)