NU Cabang Jerman Gelar Pengajian Lintas Agama
Editor: rosihan c anwar
Rabu, 15 Oktober 2014 11:15 WIB
LEIPZIG (bangsaonline)
Ada yang baru di pengajian WNI di Leipzig. Warga NU di Leipzig kali ini (14/10/2014) menghadirkan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd A´la. Kegiatan yang biasa cuma dihadiri WNI muslim itu, kali ini juga didatangi oleh WNA non-muslim.
BACA JUGA:
PCNU Surabaya Gelar Halal Bihalal Sekaligus Lomba ini
Khofifah Ajak Muslimat NU di Kabupaten Malang Jadi Garda Terdepan Turunkan Stunting
Aktivis NU Kultural ini Desak PKB Objektif soal Rekom pada Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan
Hardiknas 2024, ISNU Jatim Undang Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Ikuti Workshop
Rektor UIN Surabaya, yang juga pemimpin di pesantren terbesar di Madura, menekankan pentingnya menjaga silaturahim antar umat manusia. Islam mengajarkan tidak hanya menjalin hubungan horizontal antara Tuhan dengan makhluk (hablun min allah)), tapi juga mempererat hubungan vertikal antara sesama ciptaan-Nya (hablun min al-nas). Lebih lanjut ungkapnya, Islam yang sebenarnya adalah agama yang mengayomi seluruh umat manusia. Agama yang rahmatan lil alamin, agama kasih sayang sekalian alam.
WNA yang hadir sangat antusias dalam mengikuti acara itu. Mereka larut dalam diskusi yang diselenggarakan bersama PPI Leipzig. Vano Sondakh, Humas PPI Leipzig, mengatakan, pengajian semacam itu sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap bulan.
Menurut Suhendra, ilmuwan semikonduktor asal Padang yang telah 13 tahun berkarir di Jerman, mengungkapkan kegiatan semacam itu baginya menjadi penyejuk rohani di negara penganut rasionalisme bebas itu.
Selain itu, para WNI dan WNA juga dapat saling bertukar pengetahuan kebudayaan masing-masing. Alexis, misalnya, seorang arsitek asal Meksiko, mengungkapkan ia sangat menikmati nuansa keramahan dan keakraban yang ditunjukkan oleh orang Indonesia. Selain itu, ia sangat takjub dengan cita rasa masakan Indonesia yang pedas.
Pengajian semacam itu diharapkan bisa menjadi perekat hubungan antar umat beragama. Selain itu juga dapat menjadi ajang saling tukar informasi kebudayaan antar bangsa.
Kebebasan Beragama di Jerman
sumber : humas PPI Jerman