Koran The Independent Salah Terjemah, Menag: Makam Nabi Tak Dipindah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Koran The Independent Salah Terjemah, Menag: Makam Nabi Tak Dipindah

Kamis, 04 September 2014 19:32 WIB

Makam Rasulullah SAW di Madinah

Ketua Pengurus Pusat (PP) Haedar Nashir keberatan dengan langkah pemerintah Arab Saudi yang berencana memindahkan makam Nabi Muhammad SAW dari Masjid Nabawi, Madinah, ke Al-Baqi, tempat pemakaman umum.

"Sebaiknya pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan dengan matang terkait rencana itu," tandas Haedar, Kamis 4 September 2014.

Haedar menilai rencana tersebut akan menimbulkan banyak masalah dengan Indonesia sebagai negeri dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia.

"(Pemindahan makam) bila dipaksakan dari berbagai aspek akan berdampak luas," tegasnya.

Sehari sebelumnya, Rabu, 3 September 2014, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB) KH Said Aqil Siroj bersikap keras. Dia mempertanyakan pemahaman sejarah Islam akademisi Arab Saudi yang ingin memindahkan makam Nabi Muhammad SAW dari Madinah ke Al-Baqi.

"Akademi si apa itu, kok tidak ngerti sejarah Islam?," tegas Kiai Said.

Dia juga menegaskan mengecam keras rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW yang kini kembali mengemuka.

"Dari dulu sampai sekarang, kami menolak keras dan mengecam keras (pembongkaran) itu," tandasnya.

Said mengingatkan agar Pemerintah Arab Saudi tidak melanjutkan rencana pemidahan makam tersebut.

"Coba saja kalau berani melakukannya. Pemerintah Arab pasti akan hancur," tegasnya lagi.

Pemerintah Arab Saudi sendiri tak berkomentar apapun menanggapi usulan para akademisi mereka.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Pusat (PP) Abdul Mukti menilai rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW dari Madinah ke Al-Baqi tidak memiliki urgensi yang jelas.

Dia mendorong agar pemerintah Indonesia segera menyatakan sikap resmi untuk menolak terkait hal ini. “Sikap resmi penolakan itu dapat disampaikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) atau Presiden SBY sebagai badan atau lembaga yang punya otoritas,” tandasnya dikutip dari INILAHCOM, Kamis (4/9/2014).

Dosen IAIN Wali Songo ini juga menjelaskan ada tiga hal penting yang harus dipertimbangkan pemerintah Arab Saudi terkait rencana pemindahan makam yang diajukan oleh para akademisinya. “Tiga hal pertimbangan itu adalah faktor sejarah, pendidikan dan politik,” katanya.

Untuk sejarah, menurut Abdul, makam nabi yang juga terletak di rumahnya Rasulullah merupakan sejarah Islam, situs dan tempat suci yang menurut aturan internasional tidak boleh dipindahkan.

“Lalu untuk pendidikan, dengan adanya merupakan satu bentuk penghormatan dan meneladani jasa-jasa beliau,” ujarnya.

Sedangkan untuk politik, lanjut Abdul, akan mengguncang psikologis umat Islam dengan akan menimbulkan reaksi besar dari beberapa negara di berbagai belahan dunia.

Dengan begitu, dia mengajak seluruh umat Islam di dunia untuk memberikan perhatian khusus terhadap rencana pemerintah Arab Saudi ini.

“Karena sampai sekarang pemerintah Arab Saudi tidak pernah memberikan perhatian serius terhadap tempat-tempat sejarah umat Islam,” kata Abdul. (dari berbagai sumber)

Sumber: tempo.co.id/inilah.com

 

sumber : tempo.co.id/inilah.com

Berita Terkait

Bangsaonline Video