Tolak Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Komunitas Kretek Gelar Aksi 3 Kota
Editor: Revol Afkar
Wartawan: M Didi Rosadi
Senin, 28 Mei 2018 18:30 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah hari yang digagas oleh World Health Organization (WHO). Pada tahun 1988, Majelis Kesehatan Dunia menyerukan kepada seluruh negara anggota dari WHO untuk merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) setiap tanggal 31 Mei. Awal mula tujuannya adalah mengajak orang untuk tidak merokok pada hari itu.
Namun pada perkembangannya kampanye untuk tidak merokok dalam satu hari tersebut berubah menjadi dorongan dari WHO untuk membatasi peredaran tembakau di dunia. Salah satu caranya adalah mendorong negara-negara anggota WHO untuk membuat berbagai peraturan yang mempersempit ruang gerak dari tembakau.
BACA JUGA:
Tolak RPP Kesehatan, Ratusan Petani Tembakau di Pamekasan Tanda Tangani Petisi
Pemkab Situbondo Perbaiki Ruas Jalan Widoro Payung-Sumbermalang, Warga Senang
Ketua P4TM Pamekasan, Sayangkan Penjualan Tembakau Masih Muda yang Rugikan Petani
Petugas Bandara Jeddah Sita 2 Karung Rokok Jemaah Haji Asal Surabaya
Di antaranya adalah aturan tentang kawasan tanpa rokok, larangan iklan, promosi dan sponsor rokok. Mendorong kenaikan cukai tembakau sampai dengan titik yang tinggi, yang berdampak pada mahalnya harga produk tembakau (rokok). Membuat aturan yang mendorong petani tembakau untuk menggantikan dengan produk pertanian lain, dan berbagai regulasi lainnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komunitas Kretek, Aditia Purnomo di sela-sela aksi Tribute to Kretek, Senin (28/5) di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jl. Diponegoro. Adit menjelaskan, alasan utama dari berbagai pelarangan tersebut adalah kesehatan. WHO mengklaim bahwa tembakau telah membunuh hampir enam juta orang setiap tahun. Di mana lebih dari 600 ribu perokok pasif menjadi korban akibat menghirup asap dari para perokok aktif. Dan kemudian menyatakan bahwa tembakau telah menjadi penyebab utama kematian di dunia.
"Selalu saja kesehatan dijadikan alasan untuk membunuh industri tembakau nasional. Padahal, sudah banyak penelitian para pakar kesehatan yang tegas menyatakan bahwa tembakau bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit, dari kanker, jantung, bahkan wabah ebola yang pernah membuat geger bangsa Eropa," tegas lelaki kelahiran Tangerang tersebut.
Simak berita selengkapnya ...