Yenny Wahid Paparkan Dua Prinsip Ajaran Gus Dur
Wartawan: Romza, Rony Suhartomo
Minggu, 08 Januari 2017 03:43 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Puncak Peringatan Wafatnya (Haul) ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kompleks Maqbaroh Pesantren Tebuireng, Sabtu (7/1) malam diawali dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil serta do’a bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dan testimoni tentang Gus Dur yang tak lain Presiden keempat RI tersebut.
Sambutan dari keluarga Gus Dur diwakili Yenny Wahid yang juga putri pertama mantan Ketua PBNU itu. Dalam sambutannya, Yenny terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf karena Hj Sinta Nuriyah, Istri almarhum Gus Dur tidak bisa hadir.
BACA JUGA:
Diganggu Makhluk Halus saat Duduki Kursi Soekarno di Istana, Gus Dur Ajak Komunikasi Bahasa Jawa
Gus Dur Enggan Dipanggil Kiai, Lebih Suka Dipanggil Gus, Alasannya Kocak
Arti Gus Menurut Gus Dur, ketika Wali Kota Surabaya Salah Sebut
Keren! Nama Kiai Pendiri NU Diusulkan Jadi Nama Bandara Internasional Jawa Barat
“Salam dari keluarga Gus Dur di Jakarta kepada semuanya, serta mohon maaf Ibu Sinta Nuriyah tidak bisa hadir karena alasan kesehatan,” ujar Yenny di atas podium.
Direktur Wahid Institute ini kemudian memaparkan dua poin penting ajaran Gus Dur yang perlu diteladani bersama. Poin pertama yang dijelaskan Yenny yakni Gus Dur selalu bersikap jujur. Menurutnya, kejujuran bagi Gus Dur merupakan barang utama yang harus diutamakan.
“Kedua, selalu bersikap lembut. Lembut terhadap orang lain, mau yang seiman maupun yang tidak, tetap bersikap lembut. Rangkullah orang yang walaupun berbeda pendapat. Manusia memang tempatnya perbedaan. Tapi ingat, perbedaan bukan untuk memecah belah persatuan kita,” paparnya.