Humaida Lima Tahun Lumpuh, Keluarga Minta Disuntik Mati | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Humaida Lima Tahun Lumpuh, Keluarga Minta Disuntik Mati

Sabtu, 29 Oktober 2016 00:09 WIB

Humaida hanya bisa terbaring dalam perawatan di RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

"Di Kanujoso cuma 4 bulan, kemudian balik lagi ke Sebaya, menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM), dimana perawatan ditanggung Pemda. Medis Kanujoso bilang, tidak ada medis di Kalimantan yang bisa mengobati, disarankan dibawa ke Jakarta," ungkap Januar.

"Kondisi ibu saya yang menurun hingga tidak sadarkan diri karena cidera otak dari keterangan medis, bapak saya tidak suka ribut, menunggu pihak yang bertanggungjawab di klinik dan bicara baik-baik. Rupanya tidak ada juga itikad baik," terangnya.

"Apa boleh buat maka saya bicara ke publik. Karena tidak ada penjelasan apa penyebab ibu saya seperti itu. Bagaimana bisa karena KB steril, kemudian ada cidera di otak ibu saya," kata Januar heran.

Sang ayah pun mulai pasrah, segala sumber dana juga dihabiskan untuk menyembuhkan Humaida. Perjuangan Januar tidak terhenti, dia mengadu ke PD Muhammadiyah Paser, ke Pengurus Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta, bahkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur, sepekan lalu.

"Ke PP Muhammadiyah bilang kalau bantuan kesehatan agak sulit karena cidera otak cukup parah diderita ibu saya. Ke IDI, untuk mencari tahu kenapa ibu saya seperti itu kepada mereka yang berkompeten tentang pemahaman medis," ungkapnya Januar, seraya menambahkan tiga adiknya saat ini masih bersekolah.

Sekarang ini ibunya masih lumpuh dan dijaga bergantian bersama bapak dan anggota keluarga lainnya. Sesekali kepasrahan muncul di benak keluarga, untuk menyudahi ujian ini dengan cara menyuntik mati Humaida.

"Iya, 5 tahun 7 bulan ini bukan waktu yang sebentar, ini sangat lama. Itu keluarga pertimbangkan untuk melakukan suntik mati, kalau berbagai upaya kita tidak ada berhasil. Itu (permintaan suntik mati) akan diajukan ke Mahkamah Agung," jelas Januar yang baru saja lulus kuliah di Universitas Mulawarman Samarinda.

"Reaksi bapak saya tentu permintaan suntik mati itu jalan terakhir. Ya, saat ini tiba pada fase frustasi, kecewa bercampur aduk. Kita harap negara bisa hadir, membantu maksimal," demikian Januar, seraya meninggalkan pergi pewarta yang menemuinya. (merdeka.com)

 

 Tag:   nusantara

Berita Terkait

Bangsaonline Video