Kiai Pertanyakan Motif Politik di Balik Ahwa, Bikin Rais Syuriah Nganggur di Muktamar NU

Kiai Pertanyakan Motif Politik di Balik Ahwa, Bikin Rais Syuriah Nganggur di Muktamar NU KH Ahmad Mundzir

“Rais dan Ketua PCNU itu kan perwakilan dari anggota atau warga NU se-kabupaten. Masak wakil diwakilkan lagi,” katanya. “Kalau Ahwa itu (dipaksakan) diterapkan, nanti Rais Syuriah nganggur dalam Muktamar,” katanya dengan mimik serius.

Ia mengaku tak habis pikir terhadap pihak yang ngotot Ahwa dengan alasan untuk mengikis politik uang. Ia berpendapat sebaliknya bahwa Ahwa justru mempermudah untuk melakukan politik uang. ”Menyuap 9 kiai lebih gampang daripada peserta Muktamar yang jumlahnya ratusan orang,” katanya.

Kini beredar isu santer di kalangan PCNU bahwa di balik Ahwa ini ada unsur politik untuk menjegal figur tertentu. Bahkan sebelumnya diberitakan, Ketua Tanfidziah PCNU Tulungagung KH Abdul Hakim Musthofa mengakui bahwa figur yang jadi sasaran penjegalan itu adalah KHA Hasyim Muzadi. “Ha..ha.. ya itulah,” katanya. Ketika ditanya apa kesalahan Kiai Hasyim Muzadi kok dijegal, Kiai Abdul Hakim Musthofa lagi-lagi tertawa. “Yang namanya orang itu kan biasa. Ada yang senang dan ada yang tak senang,” tegas muballigh kelahiran Betak, Tulungagung, 20 November 1956 itu.

Kiai Hasyim Muzadi dikenal sebagai tokoh NU paling mengakar di kalangan PCNU dan PWNU. Artinya, jika pemilihan Rais Am memakai sistem pemilihan sesuai AD/ART yaitu pemilihan lewat suara muktamirin (Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PCNU/PWNU), maka diyakini Kiai Hasyim Muzadi yang akan terpilih.

Kiai Mundzir berpendapat bahwa KHA Hasyim Muzadi paling pas untuk jabatan Rais Aam ketimbang lainnya. ”Sekarang kita perlu figur yang bisa membawa Islam ke dunia internasional. Islam yang dikembangkan NU ini sangat pas untuk dunia internasional. Dan Kiai Hasyim sudah membuktikan,” katanya. Selain itu juga perlu pimpinan NU yang punya jaringan luas dan bisa menjaga secara gigih Aswaja.

Begitu juga untuk posisi Ketua Umum PBNU. Kiai Mundzir sepakat KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah). Alasannya, Gus Solah memiliki keterampilan managemen dan leadership. “Duet ini (Kiai Hasyim dan Gus Solah) akan membawa NU pada kemajuan masa depan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO