Menurut Nur Fahim, Nabi Muhammad lalu bercerita kepada para sahabatnya. “Seandainya kalian bisa mendengar orang disiksa seperti saya, pasti kalian sedih,” kata Nur Fahim.
Lalu Nabi Muhammad dan para sahabat melanjutkan perjalanan. Ketika perjalanan pulang Nabi dan para sahabat lewat kuburan itu lagi. Namun kali ini Nabi Muhammad tak mendengar mayat itu disiksa.
Kenapa? Saat itulah malaikat bercerita kepada Nabi Muhammad bahwa anak si mayat itu sekarang sedang berada di masjid. Karena itu bapaknya tak disiksa lagi.
Nur Fahim lalu melanjutkan kisah tentang manusia-manusia yang tersiksa di Padang Mahsyar. Menurut dia, setelah para manusia itu gagak minta syafaat kepada Nabi Adam dan Nabi Nuh, mereka mencari Nabi Ibrahim. Tapi seperti dua nabi sebelumnya, Nabi Ibrahim juga mengaku malu menghadap Allah karena juga pernah berbuat dosa.
“Saya malu kepada Allah karena saya pernah berbohong satu kali,” kata Nabi Ibrahim. Nur Fahim lalu mengelabosari. “Kalau Nabi Ibrahim berbohong sekali saja sudah merasa malu kepada Allah sehingga tak berani menghadap. Bagaimana dengan para bupati wali kota yang membohongi rakyat dengan janji-janji kampanyenya yang tak ditepati,” kata Nur Fahim.
Begitu juga Nabi-nabi yang lain, termasuk Nabi Isa. Tak bisa memberi syafaat.
“Hanya Nabi Muhammad kelak yang bisa memberi syafaat (pertolongan) di Padang Mahsyar,” kata Nur Fahim.
Hanya saja, kata Nur Fahim, manusia bisa dapat syafaat dari Nabi Muhammad jika memenuhi dua syarat. “Pertama salat lima waktu. Yang kedua membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Ustadz Nurfahim menutup khutbahnya. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News