10 Tahun Tri Rismaharini Memimpin Surabaya, Sosok Pejuang Arek Suroboyo ala Residen Sudirman

10 Tahun Tri Rismaharini Memimpin Surabaya, Sosok Pejuang Arek Suroboyo ala Residen Sudirman Wali Kota Risma naik di atas Anoa sambil menggelorakan pekik "Merdeka" saat Parade Surabaya Juang Tahun 2018. foto. dok. humas pemkot surabaya

(Wali Kota Risma menjajal lapangan olahraga di Tambak Asri bersama Kombes Pol Johnny Eddizon Isir usai peresmian, Agustus 2020. foto: dok. humas pemkot surabaya)

Beruntung dan bersyukur, dua kata ini cukup mewakili perasaan warga Surabaya karena telah dipimpin Tri Rismaharini. Wali kota perempuan pertama sepanjang sejarah perjalanan Kota Surabaya, sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda hingga pasca Kemerdekaan RI.

Segalanya telah dipersiapkan Risma bersama jajaran demi mewujudkan keamanan, ketertiban, kenyamanan, serta kesejahteraan warganya ini. Mulai dari pemberian permakanan untuk lansia, susu serta makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak PAUD hingga SMP, kemudahan pelayanan publik, call center 122, hingga penempatan petugas Linmas di sejumlah titik rawan selama 24 jam.

Berbagai fasilitas umum pun ia bangun bersama jajarannya. Mulai dari ratusan lapangan olahraga hingga ratusan taman dengan berbagai tema yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Dengan dibangunnya ratusan lapangan olahraga itu, bisa dipakai warga khususnya oleh anak-anak Surabaya agar ada kegiatan positif. "Jika anak-anak dialihkan ke hal-hal positif, maka mereka tidak sempat untuk berpikir negatif. Karena itu kita memberikan ruang-ruang positif seperti lapangan futsal ini untuk anak-anak kita," ujar alumni SMAN 5 Surabaya ini.

Ditambah lagi, tiap tahun menggelar Pormaskot (Pekan Olahraga Masyarakat Kota) sejak 2012. Pormaskot adalah ajang olahraga yang mempertandingkan 8 cabor (cabang olahraga) antar kecamatan se-Kota Surabaya. Tujuannya untuk memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, persahabatan, dan persaudaraan antar warga Kota Surabaya. Tak ada lagi permusuhan atau tawuran antar kelurahan maupun kecamatan.

“Korelasinya, ke Porprov dan PON, minimal kita bisa dapat bibit (atlet) baru," bebernya.

Risma berharap, kelak Surabaya melahirkan atlet-atlet yang bisa berprestasi, baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Menjadi pahlawan di bidang olahraga karena telah berhasil mangharumkan nama bangsa di kancah internasional. “Itu akan sangat luar biasa apabila dia mampu berprestasi dan bisa membawa nama harum Surabaya,” harap istri Djoko Saptoadji ini.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Afghani Wardana menyebut, hingga November 2020 ini telah membangun sebanyak 599 lapangan olahraga. Dari jumlah itu, paling banyak dibangun yakni lapangan bola basket sebanyak 173 buah, futsal 168 buah, dan voli 128 buah. Kemudian lapangan sepak bola, bulutangkis, tenis, wall climbing, hingga lintasan atletik di Lapangan Thor.

Juga lapangan sepatu roda, lapangan hockey, lapangan softball, sirkuit balap motor dan drag race yang ada di sekitar Gelora Bung Tomo (GBT), hingga pembangunan kolam renang di wilayah Jambangan Baru Selatan. Ia berharap kolam renang tersebut dapat menjadi tempat bagi anak-anak Surabaya untuk berlatih renang.

Saat ini, tengah membangun Museum Olahraga yang proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen. Tujuan mendirikan Museum olahraga ini supaya bisa menginspirasi dan membangkitkan serta menggugah semangat anak-anak Surabaya bisa berprestasi juga seperti para seniornya terdahulu.

Museum tersebut didirikan, karena banyak atlet olahraga asal Surabaya yang telah menorehkan prestasi tingkat dunia. Sebut saja, atlet-atlet bulutangkis seperti Rudi Hartono, Alan Budi Kusuma, Minarti Timur dan lain-lain. Di Panahan, ada Lilies Handayani. Henny Maspaitella sang legenda atletik. Jeane Taroreh sang legenda karate, hingga Ronald Mamarimbing sang legenda panjat tebing.

Harumkan Surabaya di Kancah Internasional

(Wali Kota Risma menyalami Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan di sela-sela International Forum of Women in Local Government di Ankara, Desember 2019. foto: kbri ankara)

Menjadi wali kota Surabaya, tidak menjadikan seorang Tri Rismaharini suka bekerja di belakang meja. Fakta justru berbicara sebaliknya. Dia malah terlihat lebih sering turun ke lapangan sepanjang karirnya. Baik saat cuaca panas, hujan, hingga banjir sekalipun, tak dipedulikannya.

Bahkan saat cedera pada kedua kakinya akhir Desember 2018 lalu, tak menghentikan langkahnya ke lapangan meski memakai kursi roda. Tidak berlebihan jika semangat Risma dalam bekerja ini digambarkan layaknya Jenderal Besar Sudirman yang ditandu ke mana-mana karenasakit, dengan tetap memimpin pasukan dalam perang gerilya.

Akibat achilles tendon sobek pada kedua kakinya itu, praktis sepanjang tahun 2019 aktivitas Risma banyak dihabiskan di ataskursi roda. Seperti saat sidak perbaikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk persiapan Piala Dunia U-20, meresmikan lapangan olahraga, hingga memantau perbaikan jalan. Meski ada kalanya, dia juga beraktivitas tanpa menggunakan kursi roda.

Atas segala upaya yang telah dilakukan Risma bersama jajarannya dalam membangun Kota Surabaya, dia pun diganjar ratusan penghargaan. Jerih payahnya mulai mendapat pengakuan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kepala Bagian Humas Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, Wali Kota Risma telah meraih 318 penghargaan. Rinciannya; 285 penghargaan nasional, dan 33 penghargaan tingkat internasional. Penghargaan selama dua periode kepemimpinan Risma sejak pertama kali dilantik pada tanggal 28 September 2010 kemudian menyambung pada 28 September 2015 hingga kini.

Sebut saja, penghargaan kota terbaik se-Asia Pasifik versi Citynet pada 2012, penghargaan Kota Berkelanjutan ASEAN-Enviromentally Award 2012, nominasi 10 wanita paling inspiratif 2013 versi Majalah Forbes, serta meraih dua kategori penghargaan tingkat Asia-Pasifik dalam ajangFutureGov Award 2013 yang berhasil menyingkirkan 800 kota lainnya di Asia-Pasifik.

Pembangunan Taman Bungkul juga mendapatkan penghargaan the Asian Townscape Award dari PBB pada 2013. Penghargaan bergengsi dari London Summit Leaders dalam kategori innovative City of the Future pada 2014, penghargaan Mayor's Recognition Awards (MRA) atau Wali Kota Terbaik Dunia dari The Eastern Regional Organisation for Planning and Human Settlements (EAROPH) 2014.

Kemudian penghargaan Women Empowerment Award (WEA) di Singapura pada 2019. WEA merupakan sebuah penghargaan dari media China bernama Her Times yang berbasis di Singapura.

Risma dinilai telah berhasil memberdayakan kaum perempuan lewat Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda. Masih banyak lagi penghargaan lainnya.

Atas keberhasilan Risma soal pemberdayaan perempuan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun juga kepincut, hingga mengundangnya menjadi keynote speaker dalam forumnya yang bertajuk "International Forum of Women in LocalGovernments" pada 11-12 Desember 2019 di Kota Ankara.

Keberhasilannya dalam pengelolaan sampah plastik, Risma mendapat pujian langsung dari Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris pada 2017 lalu. Pangeran Charles menilai, kebijakan pengelolaan sampah plastik di Surabaya bisa jadi percontohan tingkat internasional.

Keberhasilan Risma berikut jajarannya dalam mengelola sampah dan banjir, Surabaya berhasil meraih penghargaan Kota Favorit dalam ajang The Guangzhou International Award 2018 di Guangzhou, China. Wali Kota Risma yang menerima langsung penghargaan bergengsi tersebut dari Pemerintah Kota (Pemkot) Guangzhou.

Tidak ketinggalan, sekelas Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Salman bin Albudaziz al Saud, juga turut mengundang Risma ke Kota Madinah pada 9-10 Mei 2018. Seperti dikutip bangsaonline.com, Risma menuturkan bahwa Raja Salman mengundang dirinya dalam rangka acara internal yang digelar oleh pemerintah Arab Saudi. Dia diminta menjadi pembicara tentang negara berkesejahteraan.

Segudang penghargaan itu bagi ibu dari Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni, bukanlah tujuan utamanya. Melainkan kesejahteraan masyarakat yang paling penting. Semua yang telah dilakukan bersama jajarannya, adalah wujud kecintaannya terhadap warganya terutama anak-anak Surabaya. Termasuk keberaniannya menutup lokalisasi Dolly pada 19 Juni 2014 hingga menjadi sorotan dunia, hanya semata-mata untuk masa depan anak-anak Surabaya. (ian/rus)

(Wali Kota Risma foto bersama anak-anak, usai meresmikan sentra pasar burung dan batu akik di eks Lokalisasi Dolly, Oktober 2020. foto: yudi a/harian bangsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO