Bulog Jatim Matangkan Uji Coba e-Voucher Pangan

Bulog Jatim Matangkan Uji Coba e-Voucher Pangan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Program e-voucher pangan hingga kini masih terus dimatangkan konsepnya oleh Perum Bulog. Di Jatim, e-voucher tersebut kini masih dikonsepkan melalui kerjasama dengan Bank BNI 46. Rencananya, konsep voucher berupa kartu ATM untuk masyarakat kurang mampu itu bakal diterapkan mulai Februari mendatang.

Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Witono, Jumat (13/1) mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BNI untuk penerapan voucher sejak awal minggu ini. Pada tahap awal ini, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jatim. Sedangkan untuk 29 kabupaten di Jatim akan menyusul jika penerapan di sembilan kota telah berjalan.

Ia mengaku persiapan e-voucher kini sudah mencapai 80 persen. Adapun sembilan kota di Jatim yang mejadi sasaran tahap pertama tersebut antara lain, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Pasuruan dan Kota Mojokerto. Sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya masih menggunakan sistem penyaluran secara reguler.

Namun saat ditanya target rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) penerima voucher, kata dia, masih belum ditentukan. “Soal RTSPM, kami menunggu dari pusat. Biasanya data mengguankan acuan BPS tapi sekarang kami mulai menyiapkan sistemnya dulu,” jelasnya.

Tiap kartu ATM e-voucher akan diisi saldo oleh bank dari dana Kemensos senilai Rp 110 ribu per bulan. Saldo tersebut hanya bisa dibelanjakan kebutuhan pokok berupa beras dan gula, masing-masing 10 kilogram beras dan dua kilogram gula. Harga dua komoditas ini ditetapkan Rp 105 ribu, sehingga nantinya masih ada sisa saldo Rp 5.000 di kartu ATM.

"ATM ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti sabun, kecap dan lain-lain, khusus untuk beras dan gula dari Bulog. Saat ini kami sudah melakukan pendataan, Februari 2017 sudah bisa diterapkan. Kita mungkin terdepan penyalurannya,” jelasnya.

Untuk penyaluran, pihaknya akan menggandeng Rumah Pangan Kita (RPK) yang didirikan Perum Bulog. “Penyaluran bisa dilakukan RPK. Untuk awal, hanya satu RPK saja untuk penyaluran menggunakan voucher. Kalau ini berjalan lancar maka akan dievaluasi dan bisa dikembangkan lagi,” tuturnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO