JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) merespons penangkapan sejumlah kader oleh kepolisian, Selasa (8/11) dini hari WIB. PB HMI memastikan perjuangan mengawal penistaan Alquran yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama tidak akan pernah berhenti. HMI justru menuding adalah sosok Ahok yang merupakan provokator.
Ketua PTKP PB HMI, Harianto Minda mengatakan, sebagai Organisasi Islam, Keberadaan HMI sebagai salah satu ujung tombak mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan tidak pernah surut dalam membela umat dan bangsa Indonesia.
Baca Juga: 29.046 Pemilih Pemula Usia 17 Tahun Siap Berpartisipasi pada Pilkada 2024 di Sidoarjo
"Begitu halnya, saat saudara Basuki Tjahaja Kusuma (Ahok) terindikasi melakukan penistaan pada Alquran, maka kader HMI dengan segala kesadarannya melakukan protes dan turun ke jalan sebagai bentuk tanggung jawab," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/11).
Menurutnya, menistakan Alquran adalah bukti nyata telah menghina Islam, tidak menghormati para Ulama dan Syuhada yang telah berjuang dan syahid.
"Olehnya itu, kami berani mengatakan bahwa saudara Ahok adalah provokator di Republik Indonesia. Keberadaan dengan mulut kotornya tidak mencerminkan sebagai pemimpin dan merusak tatanan Bangsa Indonesia," tegasnya.
Baca Juga: HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Menurutnya, penistaan yang dilakukan oleh Ahok terhadap kitab suci Alquran tidak bisa ditoleransi meskipun telah meminta maaf. "Tentu sebagai umat Islam kita maafkan dia. Tapi proses hukum tetap harus ditegakkan," tegasnya.
Kecaman atas sikap kepolisian yang menangkapi para aktivis juga dilontarkan mahasiswa dan pemuda.
Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, Anhar Tanjung mengatakan, penangkapan itu telah menciderai kebebasan mahasiswa dalam berpendapat di muka umum.
Baca Juga: Gelar Aksi Sosial, Mahasiswa Nganjuk Kolaborasi Bagikan Sembako dan Nasi Gratis ke Masyarakat
"Itu cara mereka (pemerintah dan polisi) membungkam terhadap gerakan mahasiswa. Kami sesama mahasiswa tak menginginkan itu terjadi, sebab kebebasan mahasiswa menjadi dipereteli," ujar Tanjung.
Menanggapi penangkapan itu, kata dia, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia akan menggelar koordinasi dengan HMI dan elemen mahasiswa lainnya. "Kami mengecam itu, saat ini kami lakukan koordinasi internal dahulu," ucap dia .
Diketahui, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda sendiri tadinya berencana menggelar aksi di depan gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11). Demo tersebut dilakukan untuk menolak kedatangan Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan tokoh Muhammadiyah.
Baca Juga: Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Kediri Raya Serukan Darurat Demokrasi
Mereka akan menyampaikan orasi terkait aksi damai 4 November, serta terkait penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kader HMI. Namun, aksi tersebut terpaksa dibatalkan lantaran mengantisipasi terjadinya kesalahpaman antar massa aliansi.
"Aksinya batal karena saya saja baru ditunjuk pukul 23.00 WIB semalam, dan ternyata belum ada koordinasi antara kami, HMI, GPII, IMM, dan Angkatan Muda Muhammadiyah sehingga untuk mengantisipasi agar tidak bentrok sesama satu perjuangan dibatalkan aksinya," jelas Tanjung. (mer/trb/rol/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News