Sri Eko Rustianti, SH: Kalau Tak Ada Kartini, Tak Ada Wanita Jadi Dokter, Gubernur dan Presiden

Sri Eko Rustianti, SH: Kalau Tak Ada Kartini, Tak Ada Wanita Jadi Dokter, Gubernur dan Presiden Sri Eko Rustiant, SH. foto: bangsaonline.com

Ibu Anti: Untuk di desa kita kan mempunyai kader. Di desa ada PKK. Tarafnya di desa sampai dasa wisma. Jadi dasa wisma itu ada di RT/RW. Disitu peran kita memberikan sesuatu (informasi) yang (baik) jika ada informasi yang tidak baik. Kita mempunyai pokja-pokja yang menangani PKK. Melewati seperti itu insyallah informasi yang baik akan tersampaikan.

BO: Apa tidak perlu media alternatif yang sehat dan mendidik sehingga keluarga kita terhindar dari informasi yang negatif?

Ibu Anti: Pada saat saya ke kelurahan, ke desa, ke kecamatan selalu menyampaikan informasi yang baik. Salah satunya bagaimana cara mendidik anak yang baik. Kayak anak masuk kamar itu tetap harus diperhatikan karena apa yang dikerjakan kita harus tetap ngerti. Apakah didalam kamar itu tidur, belajar atau malah nyabu.

BO: Kalau kita baca surat-surat ibu Kartini banyak sekali yang menyinggung soal agama atau peran agama dalam kehidupan . Bagaimana menurut ibu?

Ibu Anti: Alhamdulillah kita sudah melakukan sampai di desa. Istilahnya muslimatan, mungkin ya Yasinan. Di situ juga ada informasi-informasi yang disampaikan oleh ustad atau ustadzah. Kalau ada acara semacam itu yang datang berbondong-bondong di desa. Itulah bukti kalau ibu-ibu masih meluangkan untuk urusan keagamaan.

BO: Selain ibu Kartini banyak sekali perempuan Indonesia yang hebat, misalnya Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu dan sebagainya. Apa perempuan-perempuan ini tak perlu diperingati juga?

Ibu Anti: Kalau Kartini kan sepertinya nasional. Mereka bener pahlawan nasional tetapi kan kedaerahan.

BO: Apa program ibu bupati untuk mengangkat derajat dan martabat perempuan Ngawi?

Ibu Anti: Pertama, mengadakan pelatihan-pelatihan dan pembinaan pada industry-industri rumahan yang akhirnya dapat menambah income bagi kebutuhan keluarga dan layak jual. Juga adanya orang tua asuh bagi ibu hamil yang kurang gizi atau tidak sehat. Tentunya isteri-isteri dari kepala SKPD yang berperan disini.

BO: Ada ungkapan bahwa di balik lelaki hebat dan sukses pasti ada perempuan atau isteri hebat. Apa ini terjadi juga dalam rumah tangga ibu Bupati, terutama ikut berperan mengantar suami (Bupati) sukses?

Ibu Anti: Kalau itu karena mungkin kita selalu mendorong apa yang dilakukan oleh suami tidak selalu negatif tetapi positif. Jadi saya berperan sebagai motivasi dari belakang. Seperti mungkin ada informasi yang saya terima akan kita sampaikan dan bicarakan.

BO: Program apa saja yang jadi andalan ibu bupati sebagai ketua PKK?

Ibu Anti: Ya itu kita adakan orang tua asuh bagi balita dan itu sudah berjalan. Sekarang kita adakan orang tua asuh bagi ibu hamil yang kurang sehat atau kurang gizi. Jadi selama 9 bulan orang yang sedang hamil akan ada yang memberikan asupan gizi dan penambahan gizi bagi ibu hamil dan diharapkan pada saat melahirkan gizinya sudah bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO