Menristekdikti Panen Perdana Sidenuk Dan Launching IB Sexing Sapi di Ngawi

Menristekdikti Panen Perdana Sidenuk Dan Launching IB Sexing Sapi di Ngawi Menristek Muhammad Nasir bersama Pj Bupati Ngawi, Sudjono. foto: zainal abidin/BANGSAONLINE

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Muhamad Nasir melakukan panen perdana hasil pengembangan padi unggul varietas Sidenuk di Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (31/10). Ditempat yang sama, juga dilakukan Iseminasi Buatan (IB) Sexing pada sapi untuk menghasilkan peranakan unggul seperti Sapi Sumba Ongole (SS0) dan jenis Limousin.

Terkait panen padi perdana ini, Muhamad Nasir mengatakan, bibit padi Sistem Dedikasi Nuklir (Sidenuk) merupakan hasil riset dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui sistem iradiasi yang telah sukses untuk masuk ke kawasan industri yakni petani.

“Sidenuk ini merupakan hasil skala riset yang sudah berhasil sehingga sekarang ini bisa masuk langsung ke petani untuk dikembangkan. Maka harapanya masyarakat bisa memanfaatkan hasil penelitian yang dilakukan lembaga riset tersebut,” jelas Muhamad Nasir, Sabtu (31/10).

Klaimnya, padi Sidenuk memang cocok ditanam pada lahan sempit-sempit demikian pula tidak tergantung pada musim tanam. Demikian pula bahwa pemanfaatan iptek di sektor pertanian akan memberi dampak yang signifikan, terbukti pada panen padi Sidenuk dengan teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO) setiap 1 hektarnya akan mampu menghasilkan 11,09 ton.

Tentunya jelas Menristekdikti, padi Sidenuk yang baru dipanen di Desa Teguhan untuk sebisa mungkin menjadi bibit agar dapat dimanfaatkan petani lainya agar optimalisasi produksi tercapai. Ujarnya lagi, padi Sidenuk akan terus diboomingkan ke petani karena mempunyai beberapa keunggulan antaranya adalah ketahanan terhadap wereng strain 1, 2 dan 3, potong leher dan hawar daun.

Sedangkan mengenai sapi pada umumnya hanya seberat 250-300 kilogram namun setelah adanya IB Sexing Sapi ketika peranakanya sudah berumur 2,5-3 tahun beratnya akan mampu 550-600 kilogram sedangkan Limousin akan tembus pada berat 1 ton lebih setiap ekornya. Muhamad Nasir dengan adanya dua inovasi terbarukan tersebut baik padi unggul maupun sapi unggul hasilnya akan sesuai target menuju program swasembada pangan di tahun 2019 nanti.

“Di Bali, Nusa Tenggara sudah kita dorong terus untuk sukses seperti targetnya. Untuk Jawa Tengah sudah swasembada pangan dan di Jawa Timur ini mudah-mudahan segera menyusul itu harapan kita,” tegas Menristekdikti. (nal/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO