PWNU-PCNU Akui, Jika Dukung Prabowo-Gibran Tak Ada Landasan Fiqh dan Tak Ada Bau NU

PWNU-PCNU Akui, Jika Dukung Prabowo-Gibran Tak Ada Landasan Fiqh dan Tak Ada Bau NU Prof Dr Nadirsyah Hosen (Gus Nadir).

Karena itu Gus Nadir mengaku telah matur (minta izin) kepada para kiai sepuh untuk menggulirkan apa yang ia sebut “mari kita kembali menjaga kembali marwah NU”.

“Harus ada suara-suara lain yang didengar publik bahwa NU itu tidak semuanya mendukung paslon tertentu. Harus ada suara-suara yang didengar oleh elemen bangsa lain bahwa ada (warga) NU diluar struktur secara masif ingin memainkan politik kebangsaan. Bukan politik kekuasaan, “ tegas Gus Ndir.

“Orang bertanya apa sih yang didapat . Konsesi-konsesi politik apa? Betulkah rumor yang ada bahwa NU akan dapat tambang? (NU) ditukar dengan politik kekuasaan, bukan politik kebangsaan dan menggadaikan marwah NU, misal. Kalau itu benar ya,” lanjut Gus Nadir.

Dosen hukum Unversitas Monash Ausrtralia itu juga mengaku heran dengan sikap yang tidak konsisten. “Kenapa sih retorikanya netral, ternyata tidak netral,: tegasnya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, beberapa hari ini Gus Nadir telah membuat para kiai dan warga NU heboh. Gus Nadir mengungkap ke publik pertemuan Rais Aam Syuriah KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf dengan para Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU dan PCNU seluruh Indonesia di Hotel Bumi Surabaya Jalan Jenderal Basuki Rachmat Surabaya. Dalam pertemuan itu , tegas Gus Nadir, ada dawuh atau insruksi agar PWNU dan PCNU mendukung paslon 02 atau Prabowo-Gibran. Gus Nadir tidak hadir dalam pertemuan itu. Tapi mendapat informasi dari sejumlah kiai sepuh (Rais Syuriah) yang hadir dalam acara pertemuan itu.

Gus Nadir sangat menyayangkan, karena ke publik beretorika netral, tapi dalam praktiknya menggerakkan struktur organisasi NU secara masif untuk mendukung calon presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka.

“Nah, ternyata belakangan ini () makin parah,” tegas Gus Nadir dalam wawancara dengan Puthut EA yang videonya kini beredar luas.

“Retorika di luar adalah netral. Tapi ternyata lain di mulut, lain di pertemuan itu,” kata Gus Nadir yang aktif menjadi pengajar di Universitas Monash Australia dan menulis banyak buku, termasuk buku-buku fiqh.

Namun setelah informasi pertemuan itu meluas Gus Yahya membantah. "Yang dikatakan Pak Nadirsyah itu saya kira prasangka saja, karena ndak ada kenyataannya, dan ndak ada bukti apapun bahwa itu terjadi," kata Gus Yahya dalam acara Konferensi Pers usai menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Gedung lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Dia menegaskan bahwa prasangka tidak bisa dijadikan pegangan. "Saya kira itu prasangka saja. Prasangka itu tidak bisa jadi pegangan," tegas Gus Yahya dikutip NU Online.

Menurut Gus Yahya, parameter NU jelas, baik secara lembaga, maupun secara keorganisasian, yakni tidak terlibat di dalam kampanye atau dukung-mendukung capres-cawapres. Tapi secara personal, tak bisa menghalangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO