KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah (Korda) Kediri bekerja sama dengan PT. Gudang Garam Tbk, berlangsung seru. Acara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 IJTI itu digelar di Hotel Merdeka, Kota Kediri, Kamis (31/8/2023)
FGD menampilkan narasumber Direktur koranmemo.com Bambang Iswahyoedhi, Founder dan Pimpinan Redaksi kediripedia.com Dwijo Utomo Maksum, dan CEO Andika Medianet Rofik Huda dengan dipandu Hari Tri Warsono. Banyak pertanyaan yang muncul dari peserta yang hadir walapun terkesan masalah klasik.
BACA JUGA:
- FJK Gelar Diskusi dengan Tema "Akankah Mas Dhito Melawan Bumbung Kosong Lagi?"
- Seret Nama Wartawan pada Kasus Dugaan Suap Rekrutmen Perangkat Desa, Ini Kata PWI Kediri
- PWI Kediri Raya Gelar Puncak Acara HPN Sekaligus Pelantikan Pengurus Baru Masa Bakti 2024-2027
- Malam ini, Pengurus PWI Kediri Dilantik di Pendopo Panjalu Jayati
Salah satu pertanyaan di antaranya ialah bagaimana cara mengatasi wartawan yang melakukan penekanan dan pemerasan. Penanya menceritakan, ada temannya yang kebetulan mempunyai masalah terkait WIL. Masalah itu diendus oknum yang mengaku wartawan. Si oknum lalu mengikuti si pria yang kebetulan sedang membonceng WIL-nya.
Singkat cerita, si oknum yang mengaku wartawan terang-terangan minta uang tutup mulut agar kasusnya tidak dimuat. Karena ketakutan, maka diberilah si wartawan itu uang sebagai uang tutup mulut.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Dwijo Utomo Maksum mencoba memberikan jawaban dengan cara jenaka. Menurut Dwijo, sebenarnya setiap orang bisa mengaku sebagai apa saja demi mendapatkan uang. Ada yang mengaku wartawan, ada juga yang mengaku polisi dan lain. Intinya, mereka itu hanya ingin mendapatkan uang dengan cara menakuti-nakuti calon korbannya.
"Kalau kejadiannya seperti itu, korban bisa langsung lapor ke polisi, karena itu merupakan bentuk pemerasan yang kebetulan dilakukan oleh oknum yang mengaku wartawan," ujar mantan wartawan Majalah Tempo itu.
Menurut Bambang menjadi wartawan itu sebenarnya tidaklah mudah. Dia mencontohkan, bagi seseorang yang ingin menjadi wartawan harus melalui proses rekrutmen yang tidak mudah oleh perusahaan media. Setelah lolos, wartawan harus mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW) yang dilaksanakan oleh Dewan Pers. Ada beberapa jenjang yang harus dilalui, yaitu jenjang wartawan muda, madya, dan utama.
"Kalau di PWI, sebelum mengikuti UKW, wartawan tersebut harus mengikuti dulu OKK (Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian)," ujar pria yang juga Ketua PWI Kediri itu.