"Jangan sampai nanti bandaranya sudah jadi, jalan tol sudah jadi, orang masuk ke desa jalanya gronjal-gronjal," bebernya.
Terlepas dari rencana pembangunan Masjid Agung An Nur dan pembangunan infrastruktur jalan, pada peringatan Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Dhito berpesan supaya masyarakat Kabupaten kediri tetap guyub rukun dan menjaga semangat persatuan.
Gus Kautsar dalam acara itu menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya tanggung jawab para pejabat, melainkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dengan karya konkrit.
"Semoga kabupaten mundak tertib, mundak baik. Itu semua tidak akan berjalan baik kalau seperti pesan Masbup kita tidak guyub rukun," urainya.
Menanggapi rencana bupati yang akan membangun Masjid Agung An Nur, mubaligh ternama itu justru menyarankan supaya Dhito fokus membangun sarana umum, sedang pembangunan Masjid Agung An Nur diyakini akan ada yang menangani.
"Pondok pesantren paling gede sak Indonesia iku manggone neng Kediri, wong NU kudune paling akeh yo neng Kediri, dadi yen Masjid An Nur ora dadi, yo aneh," ucap Gus Kautsar.
Di hadapan jamaah, kembali Gus Kautsar menyarankan bupati supaya fokus membangun sarana umum, seperti jalan, penerangan jalan. Sedang, pembangunan Masjid An Nur nantinya supaya diurus para kiai beserta jamaah.
Gus Kautsar mencontohkan, saat kepemimpinan Presiden Pertama Ir Soekarno. Sebagaimana diketahui pada masa itu, dibangun Monas dan Masjid Istiqlal yang hampir bersamaan.
Namun dalam perjalanannya karena saat itu terkendala dana prioritas dilanjutkan pembangunan Monas. Namun pada kenyataannya Masjid Istiqlal tetap jadi.
"Kita ingat dulu ketika Bung Karno dulu tidak menyelesaikan Masjid Istiqlal, pada kenyataannya dadi nggak Masjid Istiqlal? dadi," tandasnya. (adv/pkp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News