Gus Yahya juga menyoroti dua jenis kesenjangan yang terjadi dalam pendidikan Islam. Yaitu kesenjangan paradigmatic dan kesenjangan teknologi.
Menurut dia, kesenjangan paradigmatic adalah kesenjangan terkait dengan asumsi-asumsi dasar dari pendidikan itu sendiri.
Ia menilai, kesenjangan paradigmatic dalam pendidikan Islam sangat komplek. “Tapi, ini kurang lebih bisa kita katakana merupakan akibat dari perubahan berskala peradaban,” katanya.
Sementara kesenjangan teknologi, menurut dia, terkait dengan instrument yang digunakan. Mulai model organisasi, kurikulum, hingga bahan ajar.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani belum merespon soal ide madrasah bisa menerima siswa nonmuslim. Intinya, dia berharap madrasah ke depan memapu menjadi pusat atau episentrum bangunan peradaban.
“Madrasah pada dasarnya adalah untuk mewujudkan janji konstitusi kita,” kata Ali Ramdhani. Maksudnya, negara hadir untuk mencerdaskan bangsa. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News