
DEPOK, BANGSAONLINE.com –Menjelang Haul ke-6 KH Ahmad Hasyim Muzadi, Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat, menggelar Halaqah Nasional. Halaqah bertema 'Moderasi Beragama di Kalangan Pendidik, Dai, dan Santri', itu dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan para tokoh lain.
Wiranto mengaku memiliki kedekatan emosional dengan Kiai Hasyim Muzadi yang merupakan pendiri Pesantren Al Hikam Depok. Ia bersyukur pernah dekat dengan Kiai Hasyim Muzadi. Bahkan, menurut Wiranto, apa yang diceritakan Kiai Hasyim Muzadi, ternyata terwujud.
BACA JUGA:
- Ngaku Kiai Lasem, Nuduh Gus Dur Syiah, Ini Jawaban Penulis Ensiklopedi Gus Dur
- Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
- Haul ke-4, Empat Hikmah Tarbawi Abah Hasyim Muzadi
- NU di Panggung Internasional, Khariri Makmun Ungkap Arah PBNU saat Dipimpin Kiai Hasyim Muzadi
"Saya sangat bersyukur apa yang banyak diceritakan oleh beliau satu per satu terwujud," kata Wiranto.
Menurut Wiranto, moderasi beragama harus dipromosikan secara aktif karena ekstremisme, radikalisme, dan ujaran kebencian, telah menjadi satu ancaman laten yang tidak boleh disepelekan.
Wianto berpandangan bahwa masyarakat saling menghormati adalah ciri masyarakat riligius. "Selalu mengakui, menghormati, dan mampu bekerjasama merupakan ciri dari masyarakat yang religius." tegas Wiranto saat pembukaan Halaqoh Nasional di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Depok pada Rabu, (15/3).
Menurut dia, Indonesia dengan dasar Pancasila telah menyuguhkan keistimewaan, "Ada rajutan antara sila satu tentang ketuhanan dan pengakuan terhadap agama lain dengan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia," kata Wiranto di hadapan para santri dan jamaah.
Dalam acara yang berlangsung di serambi Masjid Kubah 9 itu, Wiranto memuji Pesantren Al-Hikam yang mengusung tema moderasi, terutama menjelang Pemilu. “Tepat sekali menjelang pemilu kita berbicara moderasi beragama, sehingga pemikiran kita akan tersebar dan dapat ‘mendinginkan’ suasana sehingga ‘tidak mendidih’,” katanya.
“Alhamdulillah bahwa suasana panas itu hanya sementara, setelah pemilu dingin kembali dan utuh kembali. Penyebab utamanya, karena syahwat politik atau syahwat untuk menang, sehingga menghilangkan perasaan kita sebagai bangsa," tambah Wiranto.
Ia juga menjelaskan bahwa kekuatan agama dengan konsep moderasi beragama menjadi salah satu yang menbuat negeri ini utuh. "Yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disamakan," katanya.
Simak berita selengkapnya ...