Masjid 20 Kubah Turki, Dibangun Berkat Nadzar Sultan Menang Perang Salib

Masjid 20 Kubah Turki, Dibangun Berkat Nadzar Sultan Menang Perang Salib Mihrab dan mimbarnya sangat besar dan artistik. Foto: dok. pribadi

Ketiga, maqshurah, tempat sultan atau kepala negara dan para pejabatnya beristirahat sebelum atau sesudah mereka melaksanakan salat jamaah.

(Kiswah ka'bah ditempel di dinding Masjid Agung Bursa (Grand Mosque) Bursa,Turki. Tampak penulis foto dengan background kiswah. Foto: dok.pribadi)

Masjid Agung Bursa ini memiliki tiga ruang penting. Bahkan ada dua ruang lagi, yaitu tempat pembaca Alquran yang biasanya dikumandangkan saat menunggu pelaksanaan salat jamaah.

Ruang Bilal, tempat muadzin mengumandang adzan yang berupa panggung segi empat yang pada bagian bawahnya digunakan untuk para jamaah umum. Panggung ini terletak sekitar 7 m di belakang lantai VVIP. Sedangkan pembaca Alquran mengambil tempat panggung melingkar sekitar 2 meter persegi terletak pada bagian kiri panggung Bilal. Dua ruangan khas Masjid Agung Bursa ini dihiasi kaligrafi Arab Kufi dengan selingan bunga yang cukup indah.

Mihrab yang merupakan ruang terpenting masjid ini, secara global tampak dari depan dalam segi empat meninggi ke atas dalam ukuran 6 × 9 m yang pada kanan kirinya diapit cagak bundar yang dihias dengan kaligrafi dengan selingan berwarna keemasan. Lantainya dibentuk segi empat menjulur sekitar 2,5 m ke arah kiblat. Dinding depan arah kiblat persis depan imam dihias dengan bunga khas indah berbentuk segi tiga yang nama bunga ini rombongan kami tak satupun yang tahu namanya. Bunga segi tiga ini terpampang di atas keramik pilihan berwarna dasar krem. Dengan demikian , warna coklat tua bunga khas tersebut sangat menyolok. Bahan marmer yang mengelilingi mihrab adalah bahan terbaik dibandingkan dengan marmer pada bagian dinding tembok yang lain. Hiasan bunga khas ini dilingkari garis-garis dalam kubah kubah lancip berwarna hitam. Suasana warna kuning emas, garis hitam dan krem yang menghiasi mihrab ini menarik pengunjung untuk melihatnya dari jarak dekat.

Bagian atas mihrab dipahat dalam lengkungan ke atas dalam kotak-kotak lengkung kucil teratur ke atas dan samping kiri kanan yang membentuk seperti sarang laba-laba. Kondisi ini menambah tampilan mihrab dari arah depan sangat berwibawa. Sisi pinggir kiri kanan bagian tengah mihrab dilukis kaligrafi Arab membentuk kubah lancip ke atas berwarna gelap kehitaman. Di atas mihrab yang terdekorasi sangat indah ini dengan tertulis kaligrafi berukuran besar dan menjolok berwarna kuning emas, kata Allah dalam posisi teratas dan di bawahnya adalah kata: Muhammad saw.Sisi kanan, kiri dan atas ayat-ayat Alquran dalam bentuk kaligrafi mazhab kufi yang membentuk seperti kubah. Keindahan mihrab di masjid ini membuat saya kesulitan untuk mendeskripsikannya secara lengkap.

(Air mancur membuat jamaah betah berdzikir di Masjid Agung Bursa (Grand Mosque) Turki, atau Ulu Camii dalam bahasa Turki. Foto: dok. pribadi) 

Mimbar dalam masjid ini terbuat dari kayu jati kualitas tinggi dengan ukiran bunga yang halus dan rumit. Menurut Mr Jalal yang jadi guide dalam kunjungan kami, mimbar ini termasuk yang terindah di dunia sejajar dengan keindahan mimbar yang ada di masjid Ibrahimi di Hebran Palestina “buatan” Sultan Shalahuddin al-Ayyubi (1137-1193). 

Uniknya mimbar kayu ini disetel menggunakan bahan perekat yang sangat kuat, tanpa paku. Buktinya ? Mimbar ini tetap utuh tak terlepas, walaupun sudah berusia 623 tahun. Model bangunannya mirip dengan mimbar Rasul di Masjid Nabawi di Madinah. Mimbar model segi empat ke atas dengan ukuran lebar 2 × 15 m yang dari bawah ke atas disambung dengan 16 anak tangga, dan tangga teratas berfungsi tempat duduk khatib, ketika awal naik mimbar sebelum menyampaikan khutbahnya atau duduk istirahat di antara dua khutbah. 

Di atas tempat duduk khatib di mimbar ini diberi atap dalam bentuk kubah atau menara kecil lancip menjulang ke atas, sehingga dari jauh mimbar ini akan menambah wibawa khatb. Untuk naik mimbar, sang khatib harus melalui pintu depan dari arah selatan (depan). Daun pintu mimbar dihias dengan kaligrafi Arab indah yang membuat mata merasa sejuk dan nyaman ketika memandangnya.

Keunikan lain masjid Agung ini dihiasi “kolam air mancur” terletak pada bagian tengah lurus di belakang mihrab. Gemercik air dan pantulan lampu yang menghiasinya membuat jamaah betah, senang, berzikir dan iktikaf di masjid ini. 

Masih banyak keindahan dan keunikan masjid ini yang bisa saya ungkap. Tetapi mengingat waktu yang terbatas kiranya laporan ini menjadi pertimbangan agar para membaca termotivasi untuk mengunjungi masjid keren yang penuh dengan nilai historis dan estetik. Wallahu a’lam.

Dari atas bus perjalanan kota Pamukalle menuju kota Konya : 6 Desember 2022

Imam Ghazali Said

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO