Anak Yatim Korban Penganiayaan di Gresik, Kini Tinggal di Rumah Kos Sempit Bersama Ibu dan Neneknya

Anak Yatim Korban Penganiayaan di Gresik, Kini Tinggal di Rumah Kos Sempit Bersama Ibu dan Neneknya Bagian kaki korban yang terluka memar.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dua berinisial DRS (10) dan MFS (11), yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh M (30), anak pemilik panti asuhan di Desa Munggugebang Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, kini pilih pulang. Kumpul bersama ibu dan neneknya.

Mereka berdua tinggal di sebuah rumah kos kecil dan sempit di sekitar Jalan Dr. Soetomo Kelurahan Sukorame Kecamatan Gresik. Kedua korban masih mengalami trauma dan tak mau kembali lagi panti asuhan.

Ketika BANGSAONLINE.com bertandang ke rumah kos mereka, Fatimah (60), nenek korban beserta ibunya sedang keluar rumah menemui keluarga yang ikut prihatin atas musibah tersebut. Sang nenek yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), mengaku tak kuat hati melihat kondisi kedua cucunya.

Fatimah mengaku tinggal bersama anak dan kedua cucunya di sebuah rumah kos sederhana berdinding batako dan berlantai tanah seharga Rp 400 ribu sebulan. Karena tidak memiliki pekerjaan tetap, Fatimah mengaku kesulitan membayar kos, terkadang hingga nunggak.

Menurut Fatimah, DRS dan MFS sengaja dititipkan ke panti asuhan agar mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak. Namun, yang didapat malah tindakan kekerasan. Hingga mengalami luka di sekujur badan.

Bahkan, pasca empat hari setelah dijemput dari panti asuhan pada Minggu (1/8/2021) kemarin, kedua bocah yang berumur belasan tahun itu masih merasakan luka memar di kepala, punggung, hingga kaki.

Fatimah terus menangis melihat luka yang diderita cucunya setalah dipecuti pelaku. Ia tak tega melihat kondisi cucunya yang menderita luka dari kaki hingga pelipis kepala. Sejak DRS dan MFS lahir, Fatimah mengaku tak pernah memukul keduanya. "Nyubit saja tak tega," katanya.

Lihat juga video 'Balita Perempuan Disiksa Calon Bapak Tiri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO