Realisasi Nawa Bhakti Satya, Gubernur Khofifah Salurkan Beasiswa Rp 11,3 M untuk 850 Guru Madin

 Realisasi Nawa Bhakti Satya, Gubernur Khofifah Salurkan Beasiswa Rp 11,3 M untuk 850 Guru Madin Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa foto bersama seusai acara kuliah umum pada Stadium General Mahasiswa Baru Penerima Beasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Akademik bagi Guru Pendidikan Diniyah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (23/9). Tampak Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Pemprov Jatim, Dr. Hudiyono (nomor dua dari kanan) dan Ketua Lembaga Pengambangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jatim, A. Hamid Syarif (nomor dua dari kiri). foto: ist/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pandemi covid-19 ternyata tak menghalangi gerakan Pemprov Jatim untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia () di Jawa Timur. Buktinya, Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa, menyerahkan pendidikan bagi 850 Guru Madrasah Diniyah (Madin) di Jawa Timur. Langkah ini merupakan poin utama dari program

Total anggaran yang dialokasikan sebanyak Rp 11,3 miliar. Dengan rincian, guru diniyah mahasiswa S1 sebesar Rp 8,1 miliar, masing-masing memperoleh Rp 10.000.000,00. Sementara untuk mahasiswa S2 sebesar Rp 3,2 miliar, masing-masing memperoleh Rp 20.000.000,00.

"Hal ini berkaitan dengan kesempatan meningkatkan kompetensi akademik bagi para pendidik di Madrasah Diniyah untuk memperoleh pendidikan di level perguruan tinggi," terang pada acara kuliah umum pada Stadium General Mahasiswa Baru Penerima Beasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Akademik bagi Guru Pendidikan Diniyah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (23/9).

Menurut , peningkatan kualifikasi pendidikan bagi para pendidik Madin akan sangat berpengaruh pada out put pembentukan karakter santri. Dengan demikian, maka kualitas pendidikan melalui tenaga pendidik dan kependidikan harus terus ditingkatjan. Sejalan dengan hal tersebut maka kesejahteraan terus diupayakan pemerataannya, serta keunggulan yang dicapai harus terus diikuti oleh Akhlakul Karimah.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini berpesan, agar era digitalisasi dapat diseiringkan dengan sisi kemanusiaan yang tetap harus diperhatikan dalam menyikapi semua permasalahan, tidak semata-mata disandarkan pada teknologi informasi.

"Pandemi Covid-19 membuat banyak agenda dilakukan secara virtual yang memaksa kita memasuki era 4.0, tetapi kita tidak boleh diremote oleh digitalisasi , diremote oleh robot, diremote oleh artificial intelegence semata. Kitalah yang mengendalikan sistem informasi dan komunikasi agar sistem berjalan dengan tatanan norma dan nilai ," tandas .

"Ada hal yang memang harus kita seiringkan antara mesin dan sisi kemanusiaan, termasuk bagaimana kita menyeimbangkan 4.0 dengan 5.0," lanjutnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO