SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini diselimuti keprihatinan mendalam.
Situasi darurat Covid-19 mengakibatkan tidak sedikit pelaku usaha yang merugi dan gulung tikar sehingga berimbas pada buruh. Situasi ini, kata Khofifah tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di sekitar 213 negara dunia.
BACA JUGA:
- Halal Bihalal Keluarga Besar Yayasan Khadijah, Khofifah Banggakan 2 Hal ini
- Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Antaralumni dengan Almamater, IKA Unair Australia Diresmikan
- HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Khofifah Beberkan Langkah Jitu agar Calon Dokter Spesialis Terhindar dari Depresi
"Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini semua di luar kuasa kita sebagai manusia. Tidak hanya berat untuk para buruh, tapi juga pelaku usaha. Semua merasakan dampaknya," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya usai jalan pagi, Jum'at (1/5).
Khofifah mencatat, jumlah pekerja di Jawa Timur yang dirumahkan mencapai 32.365 dari 555 perusahaan yang sebagian besar melanda sektor Perhotelan dan Pariwisata. Selanjutnya juga berdampak terhadap sektor -sektor lain yang menyebabkan terjadinya PHK. Hingga akhir April terkumpul 5.348 pekerja dari 210 perusahaan di Jawa Timur.
Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim pun ikut terimbas dampak Covid-19 ini. Total ada 1.895 orang PMI yang pulang akibat habis kontrak. Sedangkan, 386 lainnya dipulangkan paksa (deportasi) dari negara tujuan pekerja.
Wabah COVID-19 ini juga menyebabkan 4.801 calon PMI yang seharusnya berangkat ke luar negeri untuk bekerja namun negara penerima menolak kehadiran mereka. Dengan demikian para calon PMI tersebut menambah jumlah angka pengangguran di Jawa Timur.
"Tidak banyak yang bisa dilakukan. Ini tahun berat, karenanya saya pun meminta para buruh untuk bersabar dan menunggu hingga situasi kembali normal," tuturnya.