Siap Kucurkan Dana Sosial, Kiai Asep Mau Dirikan Usaha untuk Pesantren Lain Demi OPOP

Siap Kucurkan Dana Sosial, Kiai Asep Mau Dirikan Usaha untuk Pesantren Lain Demi OPOP Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Sertifikasi Pembimbing Haji di Institut KH. Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Jawa Timur, pada Rabu (6/11/2019). foto: bangsaonline.com

Kiai Asep mengaku ingin JKSN terus bergerak memberi manfaat kepada masyarakat secara berkesinambungan. "Seperti acara sertifikasi pembimbing haji ini kan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Biasanya setiap peserta acara dipungut biaya Rp 7 juta per orang, tapi di sini di JKSN dan Amanatul Ummah gratis. Karena itu banyak narasumber yang kita datangkan malah minta ikut jadi peserta," kata Kiai Asep yang tiap hari selalu mengeluarkan sedekah puluhan, bahkan ratusan juta rupiah.

Acara sertifikasi pembimbing haji ini berlangsung delapan hari di Institut KH Abdul Chalim di bawah naungan Pondok Amanatul Ummah. Acara ini dibuka Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu 6 Oktober lalu dan akan berakhir pada Rabu 13 Oktober 2019 mendatang. Acara ini selain diikuti para kiai JKSN juga diikuti para pengusaha KBIHU. Puluhan pembicara didatangkan baik dari Jakarta dan Jawa Timur, termasuk Dirjen Kementerian Agama RI yang membidangi haji dan umrah.

Hadir Ketua Umum JKSN KH. Muhammad Roziqi dan Ketua Forum Komunikasi KBIHU Jawa Timur KH. Ahmad Sofwan LC.

(Gubernur Khofifah menggunting pita saat peresmian OPOP di PP Amanatul Ummah)

Kiai Asep mengaku ingin mentransfer sukses pengelolaan Amanatul Ummah kepada pesantren lainnya. Terutama lewat program OPOP yang merupakan program unggulan Gubernur Khofifah. "Dananya dari saya, bukan dari Pemprov. Kalau dana dari Pemprov kan nanti Bu Khofifah jadi bermasalah secara hukum. Tapi kalau dana sosial Amanatul Ummah berapa pun kan nggak ada masalah karena bukan dana APBD," kata Kiai Asep yang putra salah satu kiai pendiri NU KH Abdul Chalim.

Ia mengaku tidak mau mendapat bantuan dana dari pemerintah karena kekayaan pesantren yang diasuhnya sudah lebih dari cukup. "Alhamdulillah, saya tak biasa dibantu uang orang lain termasuk pemerintah sejak dulu. Pernah ada pejabat maksa memberi uang tapi akhirnya saya bagikan kepada masyarakat," kata Kiai Asep yang setiap habis mengimami salat subuh selalu membagi-bagikan uang satu juta rupiah kepada masyarakat sekitar dan mengajak sarapan bersama.

"Saya merasa lebih nikmat kalau makan bersama. Kalau gak terpaksa atau sangat lapar, saya gak makan sendirian," katanya.

Lalu dari mana Kiai Asep mendapatkan uang miliaran rupiah tiap bulan, padahal kelihatan tidak kerja dan hanya memberi pengajian tanpa mau disalami uang, bahkan sering meninggalkan uang kepada panitia pengajian? Ikuti saja berita di bangsaonline.com. Klik BANGSAONLINE.com. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO