Mengenang Cerita Kocak RKH Fuad Amin Imron: Masak Kiai Belajar Salat Khusu' kepada Ustadz

Mengenang Cerita Kocak RKH Fuad Amin Imron: Masak Kiai Belajar Salat Khusu RKH Fuad Amin. foto: istimewa

"Ini ada proyek untuk Bangkalan, nilainya lumayan banyak Pak, tolong segera dibuat proposal pengajuannya, insyaallah bulan depan cair," kata si Hitam Manis.

Hari itu juga proposal diselesaikan. Lalu dibawa ke Jakarta.

Setelah sebulan berlalu ada kabar proyek untuk Bangkalan dikabulkan. Kabar tersebut kemudian disampaikan ke Ra Fuad. Ia pun senang dan berjanji akan memberikan fee sesuai kesepakatan sebelumnya.

Si Hitam tentu saja juga senang. Terbersit dalam angan-angannya akan dapat uang banyak seperti yang dijanjikan Ra Fuad.

Si Hitam yang tinggal di Surabaya itu datang ke Pendopo menagih janji Ra Fuad.

Bagaimana reaksi Ra Fuad? "Uangnya masih belum dipecah dalam beberapa item proyek, sehingga belum bisa disisihkan untuk fee Jakarta dan sampeyan," kata dia.

"Seminggu lagi sampeyan ke sini, nanti tak sisihkan fee-nya," janjinya.

Tapi ketika si Hitam datang ke Pendopo ternyata hampa. Sejak itu si Hitam hampir setiap minggu bertandang ke pendopo Bangkalan untuk menagih janji. Tapi harapannya selalu kandas. Jawaban Ra Fuad selalu berkelit dengan berbagai alasan.

Pada Minggu kedelapan, si Hitam kembali ke pendopo. Ia datang pagi sebelum jam kantor.

Ra Fuad menemui si Hitam Manis dengan pakaian ala kadarnya.

"Oh.... Sampeyan...?," Ra Fuad menyapa. Si Hitam sudah ketar-ketir. Alasan apalagi yang akan diberikan Ra Fuad.

Ternyata Ra Fuad duduk sembari mendekat di samping si Hitam Manis.

"Sekarang ini ngeri, ngeri sekali....," kata Ra Fuad.

"Apanya yang ngeri Pak?," tanya si Hitam Manis itu bingung.

"Pokoknya ngeri... Masak sampeyan gak paham?," kata Ra Fuad tanpa penjelasan apa makna ngeri yang dimaksudkan.

Karena merasa dipermainkan, akhirnya si Hitam Mani situ bilang, "Begini saja pak, komisi yang untuk orang Jakarta saja yang bapak siapkan. Komisi untuk saya gak usah. Saya takut orang Jakarta menuduh saya telah mengambil komisi mereka," kata si Hitam Manis itu.

"Apalagi yang Jakarta, mereka pasti lebih paham kalau situasi hari ini sangat ngeri....," jawab Ra Fuad lagi.

"Yang ngeri apanya Pak?," tanya si Hitam Manis.

"KPK turun ke desa-desa. Klebun-Klebun banyak yang ketakutan," kata Ra Fuad akhirnya menjelaskan kengeriannya.

Si Hitam Manis langsung pulang. Ia kembali dengan tangan hampa. Ia putus asa. Ia akhirnya tahu bahwa komisi itu tak mungkin diberikan. Dalam perjalanan ke Surabaya ia terbayang cerita Ra Fuad dengan kengeriannya. Ia kesal, tapi juga tertawa.

Selamat Jalan Kanjeng, semoga damai di surga-Nya. Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Minta Pesawat yang Bisa Mendarat di Matahari':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO