Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (14): Sedekah Bumi di Makam Mbah Karimah

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (14): Sedekah Bumi di Makam Mbah Karimah Lokasi Makam Mbah Karimah Wiroseroyo yang asri dan sejuk di dalam Kampung Kembang Kuning. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

Musala yang berkapasitas sekitar 50 jamaah lebih ini juga sering dipakai oleh masyarakat setempat khususnya warga RT 05 untuk melakukan salat wajib berjamaah. Sedangkan anak-anak yang mengaji di areal makam itu berasal dari berbagai RT tapi masih dalam satu RW. ”Sedikitnya ada 50 anak yang rutin mengaji di areal makam Mbah Karimah ini,” tuturnya.

Makam Mbah Karimah mengalami renovasi sebanyak dua kali yakni pada tanggal 27 Februari 1978 serta tanggal 30 Maret 2002. Renovasi ini termasuk mempercantik areal makam, seperti pembangunan musala serta sarana MCK yang cukup memadai serta bersih.

Meski tidak semuanya menganut Islam, tapi kehidupan warga berlangsung harmonis. Keharmonisan warga Kampung Kembang Kuning akan sangat tampak saat digelarnya tradisi Sedekah Bumi di areal makam. Sudah menjadi tradisi kampung, setiap tahunnya menggelar acara sedekah bumi.

“Dengan tidak memandang agama, selama masih menjadi warga kampung Kembang Kuning maka mereka tidak pernah ketinggalan ikut memeriahkan acara ini. Sedekah bumi merupakan momen kumpul warga untuk berdoa bersama-sama sesuai kepercayaan masing-masing supaya tercipta rasa aman dan nyaman di dalam kampung. Tujuan utamanya adalah untuk keselamatan warga,” tandasnya.

Warga kampung biasanya melaksanakan sedekah bumi ini pada awal bulan Dzulqo’dah atau bulan Selo kalau dalam penanggalan Jawa. "Setiap tahun pasti digelar sebagai ajang silaturahmi warga. Biasanya setiap bulan antara Idul Fitri ke idul Adha semua warga berkumpul jadi satu di sini, berdoa bersama memohon keselamatan kepada Allah," ucapnya. (ian/lan/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO