Gus Solah
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Bulan suci Ramadhan tidak boleh disia-siakan oleh umat islam untuk beramal sholeh sebanyak-banyaknya. Beramal sholeh dalam kondisi dan situasi apapun tetap diusahakan semaksimal mungkin.
Tidak terkecuali meskipun kondisi bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini sering terjadi perbedaan hingga menimbulkan aroma perpecahan. Salah satu kejadian yang memprihatinkan adalah teror bom di Kampung Melayu Jakarta Selatan beberapa hari lalu.
Meski kondisi bangsa demikian, namun keistimewaan bulan Ramadhan perlu dimanfaatkan untuk menyatukan hati memperbanyak ibadah. Meskipun perbedaan itu masih saja terjadi antar anak bangsa.
“Iya, jadi Ramadhan ini, kita memanfaatkan saja kesempatan yang baik ini untuk beribadah. Mendekatkan diri kepada Allah, introspeksi diri, mensucikan diri, memperbanyak ibadah. Seperti teror bom itu tidak boleh, tidak pada saat Ramadhan juga tidak boleh,” ujar KH Salahudin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang saat ditemui Bangsaonline.com, Sabtu (27/5/2017).
Gus Solah pun berpesan agar persatuan anak bangsa tetap harus dijaga meski masih saja diserang muara perpecahan seperti perbedaan ideologi yang dibawa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yakni khilafah. Karena ideologi tersebut bertentangan dengan pancasila.
“Tentutnya saya juga tidak setuju khilafah. Semestinya organisasi ini kalau memang dibubarkan, pemerintah harus tetap memperhatikan proses hukum yang ada, Aturan ini harus tetap diikuti,” lanjutnya.
Adik kandung presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini juga membeberkan berbagai macam perbedaan. Ada yang perbedaan ideologis, ada yang juga tidak ideologis tapi protes atas keadaan. Seperti Papua yang meminta keadilan atas keadaannya sekarang.
“Apapun perbedaaannya, kita tetap perlu bersatu membangun bangsa. Ramadhan adalah kesempatan intropeksi diri, beribadah bersama untuk tidak melupakan persatuan kita sebagai anak bangsa,” tandas Gus Solah. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
