Tiru Gaya PDIP, PKS Sebut Golkar Pakai Jokowi Effect, Demokrat: Itu Namanya Menyalip di Tikungan

Tiru Gaya PDIP, PKS Sebut Golkar Pakai Jokowi Effect, Demokrat: Itu Namanya Menyalip di Tikungan Hidayat Nur Wahid. foto: republika.co.id

JAKARTA, BANGSAONLINE.com mengomentari keputusan Partai untuk mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019 nanti. Wakil Ketua Majelis Syuro , Hidayat Nur Wahid menilai, manuver itu memanfaatkan popularitas Jokowi agar perolehan suara untuk di daerah-daerah terdongkrak.

Wakil Ketua MPR ini juga menyinggung pidato Ketua Umum Partai , Setya Novanto, dalam penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) , Kamis (28/7) lalu. Dalam kesempatan itu, tutur Hidayat, Setya meminta Presiden Jokowi memaklumi bila gambar wajahnya ikut ditampilkan bersama publikasi kampanye kader-kader di Pilkada. Itu tak berbeda dengan apa yang telah dilakukan PDIP dalam kancah pemilihan umum 2014 lalu.

“Kita tahu Jokowi-effect hasil dari pilegnya (pemilihan legislatif) PDIP kemarin. PDIP kan pasang foto Jokowi di mana-mana. Saya kira, (manuver ) sangat meniru jurusnya PDIP itu. Bahwa kemudian di situ (Rapimnas ) ada Bu Megawati, dan Bu Megawati tidak protes, saya kira berarti tidak dianggap masalah PDIP,” ujar Hidayat Nur Wahid, Jumat (29/7).

Adapun untuk jangka panjangnya, lanjut Hidayat, tak tertutup kemungkinan Setya juga hendak mengincar posisi calon wakil presiden di Pilpres 2019. “Ya itu bagian-bagian dari isu politik yang bisa saja terjadi. Tapi, kita kan juga belum tahu, perpolitikan masih lama. UU tentang Pilpres juga belum selesai dibuat. Saya kira, masih terlalu dini untuk kemudian memprediksi 2019,” kata dia.

Hidayat mengakui, dualisme KMP-KIH dianggap tak relevan. dan PAN, yang awalnya solid di KMP, kini sudah menjadi bagian dari Koalisi Partai Pendukung Pemerintah (KP3).

Dia menegaskan, hingga kini konsisten sebagai partai oposisi. Namun, Hidayat enggan menjelaskan posisi nanti di ajang Pilpres 2019.

“Dengan perkembangan-perkembangan yang ada, saya kira, memang tidak relevan. Tapi bahwa kemudian memilih berada di luar kabinet, itu pilihan politik .”

Komentar pedas juga datang dari Partai . Juru bicara partai Ruhut Sitompul menilai menyalip dalam tikungan.

"Itu namanya politik menyalip di tikungan. Pak Jokowi kan kader PDIP. Sementara kita kan tahu bahwa ini kan dua terakhir banyak masalahnya, mereka melihat Jokowi begini punya prestasi baru mau dulu-duluan. Kita kan dulu tahu, kodok di istana Bogor pun tahu kalau kan dukung Prabowo (Pilpres 2014)," kata Ruhut.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO